Salah satu warga bernama Kartono (49) tidak mengetahui api bersumber dari mana.
Dia baru menyadari ada kobaran api besar yang siap melahap rumahnya setelah mendengar teriakan dari salah satu saudaranya.
"Sebetulnya saya enggak tahu sih, cuma apinya itu sudah besar. Saya posisinya lagi di rumah. Ada seorang ibu-ibu, dia saudara saya juga sih, dia teriak-teriak, 'Kebakaran! Kebakaran!'," ungkap Kartono saat ditemui Kompas.com pada Senin (31/7/2023).
Mengetahui hal ini, dia langsung mencoba mengambil alat pemadam kebakaran untuk disemprotkan ke arah si jago merah.
Tetapi, alat pemadam api ringan (APAR) tidak mampu untuk memadamkan api yang sudah membumbung tinggi bersama kepulan asap hitam.
"Api itu malah ke arah balik dan besar banget, ya saya ikut mundur, saya panik, 'engga bisa ini', saya akhirnya lari, saya kasih tahu anak dan istri untuk langsung lari keluar," ucap Kartono.
Dari kejadian ini, dia hanya bisa membawa surat-surat yang menurutnya berharga, yakni buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) sepeda motornya.
"Motor ada di depan, kunci lupa ambil, akhirnya saya seret itu motor sama anak saya. Kalau enggak saya seret, habis sudah," imbub Kartono.
Kartono yang rumah panggung dua tingkatnya disulap menjadi warung kelontong itu tidak mengetahui secara pasti apakah ada ledakan atau tidak saat kebakaran terjadi.
Hanya saja, sejumlah tabung gas berukuran tiga kilogram di warung kelontongnya itu sudah habis terbakar.
"Saya sih sudah lari, kalau ledakan kayaknya pasti ada, tapi saya sudah lari, saya cari anak saya dulu," pungkas Kartono.
Hal senada juga disampaikan salah satu warga bernama Manda (21). Dia juga tidak mengetahui api itu berasal dari mana.
"Tahu-tahu apinya sudah besar saja. Asalnya dari Gang Masjid," kata Manda saat ditemui Kompas.com dalam kesempatan berbeda pada Senin.
Beruntung, tidak ada korban meninggal dunia atas kebakaran hebat ini.
Berdasarkan data di posko pengungsian pada Senin (31/7/2023), sebanyak 1.008 jiwa tengah mengungsi di tenda yang sudah disediakan.
Angka tersebut meliputi 200 Kartu Keluarga (KK) dengan jumlah kurang lebih 400 rumah yang terbakar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/31/15102081/sempat-semprotkan-apar-korban-kebakaran-di-kapuk-muara-api-malah-balik