JAKARTA, KOMPAS.com - Penanganan Sultan Rif'at Alfatih melibatkan tiga rumah sakit yang berada di Jakarta.
Sultan merupakan mahasiswa yang lehernya terjerat kabel fiber optik pada Januari 2023.
Ayah Sultan, Fatih, menjelaskan keterlibatan tiga rumah sakit itu berkaitan dengan pengobatan anaknya, sebelum dibawa ke RS Polri Kramatjati di Jakarta Timur, Kamis (3/8/2023).
Sebab, dokter telinga-hidung-tenggorokan (THT) dari dua rumah sakit sebelumnya sudah terlibat jauh dalam penanganan Sultan.
"Dua dokter THT dari rumah sakit itu sudah banyak berinteraksi dan terlibat dalam mengobati anak saya," tutur Fatih di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis.
Adapun Sultan ditangani oleh RS Cipto Mangunkusumo dan RS Fatmawati sebelum dibawa ke RS Polri Kramatjati.
Oleh karena itu, keluarga Sultan telah meminta kepada Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Hariyanto agar koordinasi dengan dua rumah sakit itu agar pemulihan berlangsung lancar.
Secara terpisah, Hariyanto mengungkapkan hal serupa. Sultan akan ditangani oleh tim gabungan dokter spesialis.
"Kami akan berkolaborasi dengan dokter-dokter dari rumah sakit yang sebelumnya merawat Sultan, yaitu RS Cipto Mangunkusumo dan RS Fatmawati," kata dia di RS Polri Kramatjati, Kamis.
Beberapa dokter spesialis yang dilibatkan mencakup dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan (THT), bedah digestif, penyakit dalam, dan ahli gizi.
Para perawat yang dinilai handal juga akan diturunkan dalam penanganan Sultan.
Terkait penanganan khusus seperti tindakan bedah, Hariyanto menegaskan, saat ini pihaknya masih berfokus pada meningkatkan berat badan Sultan.
"Saat ini lebih ke gizi. Kalau itu (tindakan bedah) diperlukan, maka operasi juga menjadi salah satu terapi terhadap pasien," ucap dia.
Hariyanto menjelaskan, perbaikan gizi dilakukan lantaran berat badan Sultan saat ini adalah 46,5 kilogram, sementara tingginya adalah 182 sentimeter.
Sultan dibawa ke RS Polri Kramatjati dari rumahnya di Bintaro pada Kamis pagi. Ia dijemput oleh tim Biddokes Polda Metro Jaya.
Diketahui, peristiwa yang menimpa Sultan terjadi di Jalan Pangeran Antasari pada 5 Januari 2023.
Saat itu, Sultan tengah menghabiskan waktu libur semesternya dengan kembali ke kediamannya di Jakarta.
Dari rumahnya di Bintaro, Sultan bersama beberapa teman SMA-nya mengemudikan kendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang, lalu belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari.
Setelah menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil SUV yang berhenti di depan motor korban. Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan.
Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel menjuntai diduga salah perhitungan.
Sebab, sopir diduga tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.
"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya," ujar Fatih, ayah Sultan.
"Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," sambung dia.
Korban yang tak sadarkan diri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama.
Akibat kecelakaan itu, Sultan kesulitan untuk berkomunikasi. Ia bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini.
Sultan juga tak bisa lagi bernapas melalui hidung dan mulut.
Ia harus menggunakan alat bantu pernapasan yang dipasang dari leher.
Sultan juga hanya bisa mengonsumsi cairan. Akibatnya, berat badannya terus menyusut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/04/08250931/penanganan-mahasiswa-korban-kabel-fiber-optik-libatkan-3-rumah-sakit