JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak bernama Rifki Azis Ramadhan (23) tega menusuk ibu kandungnya, Sri Widiastuti (43), berkali-kali di rumahnya, di rumah korban, Jalan Takong, Tapos, Depok, Kamis (31/8/2023).
Tak hanya bunuh ibu, Rifki juga menganiaya ayahnya, Bakti Ajis Munir (49)pada saat kejadian. Tak terima dituduh gelapkan uang bisnis keluarga jadi motif Rifki tega menganiaya orangtuanya.
Kendati demikian, Rifki disebut telah menyesal atas pebuatannya dan minta dibukakan pintu maaf untuk dirinya. Menurut sang ayah, Rifki berharap diakui masih sebagai anak oleh dirinya.
"Sudah sering jenguk (Rifki di rumah tahanan). (Rifki) langsung minta maaf, bahkan cium telapak kaki saya," ungkap Munir di kediamannya, Jalan Takong, Depok, Kamis (31/8/2023).
Sudah dimaafkan
Meski telah kehilangan istri, Munir mengaku berbesar hati memaafkan perbuatan Rifki yang telah membunuh ibunya sendiri. Keluarga Sri juga disebut telah memaafkan perbuatan Rifki.
"Yang sudah tidak ada, saya ikhlaskan. Kami sekeluarga, dari keluarga istri, dari keluarga saya, semua memafkan, mengikhlaskan semua ini," kata Munir.
Karena telah memaafkan tindakan anaknya, Munir meminta hukuman yang dijatuhkan kepada Rifki diringankan.
Munir menyebutkan, masa depan panjang masih menanti anaknya. Rifki juga akan menjadi penerus bisnis keluarga Munir.
Diketahui, ayah Rifki memiliki perusahaan pembuat kardus kemasan. Rifki ditugaskan untuk mengelola keuangan perusahaan keluarga.
"Anak ini juga punya masa depan. Saya minta hukuman yang seringan-ringannya karena memang penerus saya," ucap Munir.
"Saya secara pribadi memaafkan, dari sehari setelah kejadian, langsung saya maafkan," imbuh dia.
Munir menyebut putra kandungnya itu telah menggelapkan uang bisnis keluarga hingga senilai Rp 675 juta. Konflik itulah yang diduga memicu amarah Rifki.
Munir mengaku tidak mengetahui uang ratusan juta itu digunakan untuk apa. Sebab, saat ia bertanya, Rifki tidak mengaku.
"Sampai sekarang, saya enggak tahu, dia (Rifki) enggak mau mengaku buat apa," ucap Munir.
Menurut dia, Rifki tidak memiliki gaya hidup yang konsumtif. Pakaian yang dikenakan juga bukan merek-merek tersohor.
Namun, Munir menyebutkan, Rifki merupakan orang yang royal dan sering meneraktir teman-temannya.
Munir mengaku sempat mengonfrontasi dugaan penggelapan itu kepada putranya beberapa hari sebelum kejadian. Namun, Rifki merasa panik dan tidak mengakui telah menggelapkan uang bisnis keluarga mereka.
Padahal, Munir mengaku tidak mempersoalkan Rifki yang menggelapkan uang bisnis keluarga mereka. Ia hanya meminta Rifki agar jujur kepada orangtuanya.
"(Kepada Rifki), memang saya terakhir bilang, 'awas kalau kamu bohong sama orangtua'. Cuma saya tutup, 'harta kalau sudah terpakai mau diapakan, harta bisa dicari, tapi keutuhan keluarga nomor satu'. Mungkin kata-kata ini enggak dicerna dengan baik," kata Munir.
Ada luka lama yang belum sembuh
Tak sekadar masalah keuangan bisnis keluarga yang membuat Rifki gelap mata membunuh ibunya. Rifki mengaku menyimpan luka lama yang ia pupuk jadi kebencian pada kedua orangtuanya.
Rifki juga menghajar ayahnya pada hari yang sama. Perbuatan keji itu dilakukan atas dasar kebencian yang sudah ia tanam akibat perkataan kedua orangtuanya selama bertahun-tahun.
Rifki mengaku menanamkan rasa kebencian itu sejak kecil hingga ia dewasa. Setiap hari, kata dia, ia sering menangis dan harus pura-pura kuat.
Rifki mengatakan dirinya kerap dimarahi sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Rifki menduga, kedua orangtuanya kerap memarahi dia sebagai bentuk pelampiasan.
Luka yang belum sembuh itu masih tersimpan hingga suatu ketika masalah bisnis keluarga membayang-bayangi Rifki. Ia dituding tak transparan dalam mengelola keuangan perusahaan.
"Orangtua menilai (Rifki) kurang transparan, ada hal yang disembunyikan. Akhirnya menuduh tersangka ini," tutur Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cimanggis Komisaris Arief Budiharso, Jumat (11/8/2023).
Keesokan harinya, Rifki lantas membunuh ibunya menggunakan pisau. Dia lalu menganiaya ayahnya hingga luka-luka.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/01/05450041/kata-maaf-dari-ayah-untuk-anak-yang-tega-bunuh-ibu-kandung-usai-ketahuan