Teriakan mereka yang penuh semangat saling beradu. Mereka juga dengan lihat berlompatan di atas nisan-nisan TPU Grogol Kemanggisan.
Kompas.com pun menghampiri Arfan yang tampak asyik mengulur benang layangannya.
Arfan tampak tak peduli bahwa tanah yang ditapaki adalah gundukan kuburan. Pandangannya tidak teralihkan dari layangan yang sudah terbang di udara.
Saat ditanya mengapa memilih kuburan sebagai tempat bermain layangan, Arfan mengaku tidak ada tanah lapang lain di dekat tempat tinggalnya.
"Enggak ada lapangan, Kak, paling ke asrama polisi di Palmerah. Tapi lebih dekat ke sini," tutur Arfan yang masih sibuk mengadu layangan kecilnya sore itu.
Arfan bercerita, karena bermain di TPU, ia dan anak-anak lain tak jarang tersandung saat mengejar layangan putus.
"Kalau layangan putus ya dikejar, kalau enggak dapat, nungguin yang putus. Kalau enggak dapat lagi, ya pulang, haha," ujar Arfan.
"Ini, Kak, kaki dia pernah kena paku pas kejar layangan," imbuh Arfan tertawa lebar sambil menunjuk kaki temannya.
Bocah lain bernama Dodi (15) juga menyampaikan hal yang sama. Di dekat rumahnya, tak ada tanah luas lain tanpa gedung-gedung tinggi dan kabel semrawut.
Karena itu, Dodi berharap ada lapangan atau tanah luas untuk bermain layangan tanpa khawatir terluka.
"Pengin sih ada tempat main kayak lapangan, tapi minta sama siapa? Siapa yang mau bikinin, Kak, haha," ujar Dodi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/04/18392161/main-layangan-di-tpu-grogol-kemanggisan-anak-anak-enggak-ada-tempat-lain