Salin Artikel

Di Balik Ancaman Polusi Jakarta, Kasus ISPA di RS Persahabatan Naik 30 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA yang diidap orang dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan naik antara 20-30 persen.

Demikian disampaikan Dokter Spesialis Paru Divisi Paru Kerja dan Lingkungan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-Pusat Respirasi Nasional RSUP Persahabatan, dr Efriadi Ismail, Sp.P (K).

Ia menyebut, kenaikan kasus ISPA pada orang dewasa ini terkait polusi udara di Ibu Kota.

"Iya, kemungkinan besar dari polusi. Sebab dibandingkan dengan tahun lalu pada bulan yang sama peningkatan kasus (ISPA) 20-30 persen di Persahabatan," kata Efriadi kepada Kompas.com, Selasa (5/9/2023).

Kendati demikian, dia tak memerinci berapa pasien yang datang dengan keluhan ISPA.

Menurut dia, tren peningkatan ini sama dengan jumlah peningkatan kasus secara nasional yang dicatat Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Di nasional, dari Komite Penyakit Respirasi, dari Januari 2023 sampai Juli ada tren peningkatan jadi 100.000 kasus, meningkat," ungkap Efriadi.

"Tetapi sebetulnya apakah ini karena polusi? Kemungkinan besar terkait dengan polusi," lanjut dia.

Ia menyebut, kebanyakan pasien datang dengan keluhan hidung berair, batuk, pilek, serta radang tenggorokan. Selain itu, pasien juga bisa merasakan demam.

"Ada beberapa kasus misalnya dia ada sesak, demam tinggi, tidak bisa makan, itu harus mendapatkan pertolongan segera ke rumah sakit, dirawat," ujar Efriadi.

"Kembali" ke zaman pandemi Covid-19

Efriadi berpandangan, masyarakat perlu memakai masker kembali di tengah buruknya kualitas udara di Jakarta.

Meski pandemi Covid-19 dinyatakan telah berakhir, bayang-bayang polusi udara menghantui masyarakat.

"Kalau untuk teman-teman di lapangan seperti pergi mengendarai motor dan banyak aktivitas di luaran memang kami menyarankan penggunaan masker kembali. Seperti pada zaman Covid kemarin," tuturnya.

Dia juga menyarankan agar masyarakat memeriksa kualitas udara sebelum keluar rumah, mengurangi aktivitas di luar ruangan, menggunakan penjernih udara, menghindari sumber polusi dan asap rokok, melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta konsultasi ke dokter bila mengalami gangguan pernapasan.

Beberapa waktu belakangan ini, DKI Jakarta masuk dalam urutan teratas kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Dalam mengatasi polusi udara, pemerintah berupaya mengurangi emisi dari sektor transportasi.

Berdasarkan data Kementerian LHK dua tahun lalu, sektor transportasi menjadi penyumbang terbanyak polusi udara, yakni 44 persen, diikuti sektor industri 31 persen, manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen, dan komersial 1 persen.

Guna mengurangi emisi kendaraan, Pemprov DKI Jakarta menetapkan sistem work from home (WFH) untuk 50 persen ASN mulai 21 Agustus-21 Oktober 2023. Pemprov DKI juga mengawasi aktivitas industri dan menyemprot jalan dengan air.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/05/12592131/di-balik-ancaman-polusi-jakarta-kasus-ispa-di-rs-persahabatan-naik-30

Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke