Salin Artikel

Bukan Bom Molotov, Remaja yang Tawuran di Cakung Bawa Botol Bensin Berapi

Adapun lokasi tawuran terjadi berada sekitar 350 meter dari Kantor Wali Kota Jakarta Timur.

Salah satu saksi mata, Bisman (27), mengatakan bahwa mereka bukan membawa bom molotov, tetapi botol bensin berapi.

"Bukan bom molotov. Mereka bawa botol isi bensin, tapi ada apinya. Mereka saling lempar itu," ucap dia di lokasi, Minggu.

Dalam aksi tawuran pada Minggu sekitar pukul 03.00 WIB, kelompok remaja yang datang naik motor dari arah Kantor Wali Kota Jakarta Timur membawa senjata tajam (sajam) berupa celurit dan parang.

Mereka datang berboncengan dua di satu motor. Namun, ada juga yang berboncengan tiga di satu motor.

Saat mereka melintas di depan tempat Bisman bekerja, mereka secara asal memarkirkan motor dan langsung mengeluarkan sajam.

Pada saat yang bersamaan, sekilas dari yang dilihat Bisman, ada kelompok remaja lainnya yang tiba-tiba keluar dari gang dekat Bisman bekerja.

"Mereka langsung saling serang, tapi enggak ada korban. Cuma saling mengancam sambil bawa-bawa sajam, sambil lempar-lempar botol bensin yang ada apinya dan petasan," ungkap dia.

"Mereka saling ancam, saling maju-maju. Tapi ya begitu saja, enggak ada yang saling serang pakai sajam. Cuma maju mundur saja, enggak ada korban," imbuh Bisman.

Meski begitu, ada beberapa remaja yang melemparkan sejumlah botol beling berisi bensin berapi.

Bisman mendengar lima kali suara lemparan botol bensin berapi dan satu kali lemparan petasan.

Terkait pelaku pelemparan botol bensin berapi dan petasan, Bisman tidak bisa memastikannya.

Sebab, ada kemungkinan yang melakukan pelemparan adalah kelompok remaja yang membawa sajam, atau yang datang dengan tangan kosong.

Aksi tawuran ini tidak berlangsung lama. Para remaja itu juga membubarkan diri dengan saling kejar ke arah Flyover Pondok Kopi.

"Mereka kabur sendiri. Sekitar 10 menit kemudian, polisi datang pakai motor patroli. Mereka tanya, ada tawuran katanya. Pada jawab iya, tapi enggak lama tawurannya," kata Bisman.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/18/05593331/bukan-bom-molotov-remaja-yang-tawuran-di-cakung-bawa-botol-bensin-berapi

Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke