Salin Artikel

Tolak "Social Commerce", Pedagang di Pasar Asemka Curhat ke Mendag Zulhas soal Pendapatan Turun Drastis

JAKARTA, KOMPAS.com - Transaksi di social commerce yakni TikTok Shop ditolak oleh beberapa pedagang Pasar Asemka, Tamansari, Jakarta Barat. Sebab, platform ini dinilai memengaruhi pendapatan mereka.

Medi (38), misalnya, pedagang aksesori Pasar Asemka mengaku perdagangan online membuat pendapatannya menurun drastis. Hal ini disampaikannya kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat meninjau pasar tersebut.

"Ini (aksesori) misalnya, Bapak jual berapa?" tanya Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, di Pasar Asemka, Jumat (29/9/2023).

"Saya jual Rp 90.000 selusin, di TikTok bisa Rp 60.000 dijual. Jadi orang belanja ke pasar sini sudah tahu, (online) enggak pakai ongkos. Lebih murah lagi," ucap Medi menimpali.

Biasanya, Medi bisa mengantongi keuntungan hingga Rp 10 juta per hari. Namun, dengan menjamurnya pedagang di social commerce pendapatannya pun berbanding terbalik.

"Jauh, turun drastis. Biasanya Rp 10 juta, sekarang Rp 1,5 juta. Sudah begini dari Agustus," ungkap dia.

Pria asal Padang, Sumatera Barat ini mendukung keputusan pemerintah melarang social commerce bertransaksi jual beli.

"Menolak (social commerce) dan menyambut baik aturan baru. Biar lebih maju ke depannya yang pasar-pasar tradisional," tutur Medi.

Kepada Medi, Zulhas menyampaikan pemerintah tengah mengatur sistem perdagangan di Indonesia.

"Jadi ini kami ke sini, kami atur. Kami tata agar tidak saling mematikan, tidak satu platform menguasai semuanya begitu," jelas dia.

"Nanti ada sosial media, social commerce, kami atur. Mudah-mudahan membawa kebaikan," lanjutnya.

Adapun Zulkifli Hasan tiba di Pasar Asemka pukul 09.55 WIB. Dengan menumpangi mobil dinas berpelat merah, dia langsung turun menuju area dalam Pasar Asemka.

Terlihat Zulhas yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam berjalan santai sambil mendatangi beberapa toko kosmetik dan aksesori yang buka.

Setelah itu, Zulhas yang turut didampingi Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isykarin dan jajarannya kembali berkeliling Pasar Asemka.

Bila dijumlah semua pengeluaran untuk belanja selama di Pasar Asemka, dia menghabiskan jutaan rupiah. Padahal, politisi PAN itu berkeliling pasar tak sampai dua jam.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/29/17102101/tolak-social-commerce-pedagang-di-pasar-asemka-curhat-ke-mendag-zulhas

Terkini Lainnya

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Megapolitan
Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Megapolitan
Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Megapolitan
Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Megapolitan
Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Megapolitan
Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Megapolitan
Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Megapolitan
Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke