Salin Artikel

Ahli Herpetologi: Ular Sanca Bertahan di Rumah Kosong karena Suhu Panas atau Baru Menetas

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Herpetologi (ilmu zoologi yang mempelajari reptil dan amfibi) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy mengungkapkan, ada dua kemungkinan yang menyebabkan belasan ular sanca kembang bertahan di rumah terbengkala, di Matraman, Jakarta Timur. Diketahui, rumah berlokasi di RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan itu, sudah kosong sekitar 15 tahun.

"Di musim yang panas ini, ular akan mencari tempat yang cenderung lebih lembap, dan dingin. Dan itu ada di rumah-rumah kosong yang lembap," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

Ia menuturkan, ular sanca kembang adalah hewan berdarah dingin. Artinya, mereka lebih aktif pada malam hari. Suhu pada siang hari terlalu panas dan berada di luar batas toleransi bagi ular untuk aktif.

Bahkan, suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan seekor ular sanca kembang mati.

Oleh karena itu, mereka akan mencari tempat yang tidak panas. 

"Kalau suhu terlalu panas, ular bisa mati. Otomatis, ular akan berkelompok mencari tempat di situ (area gelap dan lembab) untuk kenyamanan melalui saluran-saluran air," terang Amir.

"Jadi, kalau ular sanca menumpuk di Matraman, kemungkinannya itu. Karena memang suhu panas, dan di situ menyediakan shelter yang lembab dan dingin," imbuh dia.

Ditemukan telur ular menetas

 

Amir menerangkan, biasanya, telur ular menetas sekitar November dan Desember. Sehingga, Agustus dan September bukan musim anakan ular menetas.

Dia menambahkan, pada November-Desember merupakan musim induk ular mencari tempat untuk meletakkan telurnya. Umumnya, ular sanca kembang memerlukan lubang pada tanah yang lembap. Bisa pula lubang di saluran yang gelap dan lembap, tetapi tidak terendam air.

Biasanya, jumlah telur yang diletakkan oleh ular sanca kembang berkisar antara 20 sampai 40 butir.

"Kalau ada anakan, misalnya menemukan anakan yang ukurannya sama, maka kemungkinan di situ (rumah terbengkalai) tempat ular menetas, kemudian anaknya menyebar ke mana-mana," Amir berujar.

"Jadi, ada dua penjelasan yang berbeda. Satu, (rumah terbengkalai) menyediakan shelter karena panas. Dua, hasil lepasan. Misalnya di sekitar situ pernah ada induk ular meletakkan telur, dan anakannya baru menetas kemudian berkumpul di satu tempat," kata dia.

Meski demikian, sejauh ini, ukuran ular sanca kembang yang telah ditangkap warga di sana, berkisar 1,5 meter sampai 4 meter.

Ada sekitar dua ular yang berukuran 4 meter, dan ada pula yang berukuran 3,5 meter.

Sebelumnya diberitakan, warga RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, menangkap belasan ular sanca kembang sejak Agustus 2023.

Sampai saat ini, sudah ada 17 ular yang berhasil diamankan. Namun, penyisiran terus dilakukan guna memastikan tidak ada ular yang menyisa.

Warga setempat sudah berupaya meminta pemilik rumah, kini tinggal di luar Jakarta Timur, untuk mengizinkan pembongkaran plafon dan septic tank.

Sebab, dua titik itu dicurigai warga sebagai sarang ular. Meski demikian, pertemuan antara perwakilan warga, pemilik rumah, dan pihak-pihak terkait masih alot.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/01/16244431/ahli-herpetologi-ular-sanca-bertahan-di-rumah-kosong-karena-suhu-panas

Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke