Salin Artikel

Protes Keras Pengemudi Ojol atas Wacana Ganjil Genap Sepeda Motor di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Munculnya wacana penerapan sistem ganjil genap untuk sepeda motor di Jakarta menuai protes keras dari pengemudi ojek online (ojol).

Pengemudi ojol menilai, wacana itu bakal semakin mempersulit kerja mereka jika diterapkan. 

Adapun wacana ganjil genap untuk sepeda motor di ibu kota ini pertama kali dilontarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Listyo menyoroti tingginya kontribusi kendaraan bermotor di Jakarta, termasuk dari sepeda motor, dalam menyumbang polusi udara. 

Rencananya, penerapan ganjil genap untuk sepeda motor hanya berlaku untuk kendaraan berbahan bakar bensin.

Sementara untuk sepeda motor listrik akan lolos dari aturan ini.

Pemprov DKI lantas merespons positif wacana yang dilontarkan Kapolri itu. Pemprov DKI bahkan akan mengkaji usul tersebut bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

"Ya akan dipikirkan. Semua itu harus dikaji bersama-sama Polda," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2023) lalu.

Respons negatif pengemudi ojol

Wacana itu kemudian direspons negatif oleh para pengemudi ojek online atau ojol. Salah satunya adalah Dedy Mulyadi (30).

Dedy protes karena bagi dirinya, peraturan itu tidak pro terhadap rakyat kecil, terutama mereka yang menggantungkan hidup dari sepeda motor.

"Harus ada solusinya juga bagi para warga Jakarta (yang mengendarai sepeda motor)," kata Dedy saat ditemui Kompas.com di seberang PGC Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (11/10/2023).

Dedy sendiri menyatakan diri untuk tetap menaati peraturan apabila memang sepeda motor ikut dikenakan peraturan ganjil genap di DKI Jakarta.

Namun, sebelum peraturan itu terlaksana, alangkah baiknya pemerintah memperhatikan dampak lainnya

"Taat sih taat, tapi harus memperhatikan rakyat kecil lah," jelas Dedy.

Respons negatif juga turut disampaikan oleh pengemudi ojol yang lain yaitu Ahmad Faqih (22).

Menurut dia, jika wacana itu terlaksana, maka hal tersebut hanya mempersempit ruang pekerjaan pengendara ojol.

"Jangankan diterapkan aturan semacam itu, ya kami para ojol tentu tidak bisa menerka orderan ke mana. Trayeknya ke mana. Jadi ini sangat menyempitkan sekali, mempersulit lah," kata Faqih.

Dirinya khawatir jika nantinya aturan itu benar-benar terlaksana. Terlebih, persaingan antara pengemudi saat ini juga semakin ketat.

"Kami narik seperti biasa saja kondisinya seperti sekarang (sepi), apalagi ada pembatasan semacam itu," keluh Faqih.

Pengendara sepeda motor listrik ikut menolak

Protes itu pun ikut dilayangkan oleh pengemudi ojol yang kini telah beralih ke sepeda motor listrik, salah satunya adalah Untung (38).

Meski tak terdampak aturan ganjil genap itu, namun Untung menilai, aturan tersebut justru hanya akan menyusahkan teman-teman seprofesinya, yang hingga kini masih menggunakan bahan bakar bensin.

"Soalnya kan kalau untuk sepeda motor listrik, belum semuanya merata. Maksudnya kan kalau dari pemerintah, kan katanya ada subsidi, cuma belum semuanya merata," kata Untung.

Untung juga beranggapan, pihak aplikator perlu ikut ambil bagian dalam proses pembuatan rencana tersebut.

Ia menganggap perlu ada jalan keluar agar pengemudi yang belum beralih ke kendaraan listrik tidak dirugikan.

"Aplikator bagaimana caranya tetap bisa membuat kami tetap narik, walaupun enggak bisa beli motor listrik," ucap Untung.

"Kalau misalnya disuruh pakai motor listrik, bagaimana caranya kami bisa pakai motor listrik semua. Kalau saya sendiri sih kurang setuju. Kasihan sama teman-teman," kata dia lagi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/12/10100431/protes-keras-pengemudi-ojol-atas-wacana-ganjil-genap-sepeda-motor-di

Terkini Lainnya

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Megapolitan
Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke