Salin Artikel

Malangnya Warga Duren Sawit Tiba-tiba Tertimpa Tembok Dapur Sendiri akibat Hantaman Mesin "Terbang"

Ia terkena bongkahan bebatuan dari tembok dapur rumahnya yang hancur terkena mesin pabrik cincau di Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur.

"Dia kena bongkahan-bongkahan batu (dari tembok yang hancur), enggak tertimpa," ungkap Alim (37) selaku kakaknya di kediaman mereka di RT 017/RW 004 Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu.

Sebab, mesin berupa ketel uap itu meledak dan terpental dari pabrik cincau itu ke rumah Alim dan Tri.

Kejadian bermula ketika Alim sedang berada di lantai dua rumahnya, sementara adik ipar dan keponakannya berada di ruang tamu.

Ia tidak mengetahui pasti di mana posisi Tri beberapa saat sebelum ketel uap itu "terbang" ke dapurnya.

Namun, sekitar pukul 13.30 WIB, Alim mendengar bunyi ledakan seperti bom. Rumahnya juga terasa bergetar.

Pada saat yang sama, ia mendengar bunyi seperti tembok roboh. Ketika menuruni tangga, Alim mendapati adiknya sudah terluka.

"Korban lagi mau ke dapur untuk ambil wudu, tiba-tiba ada suara ledakan dan mesin terbang menghantam ruang dapur. Dia kena bongkahan-bongkahan batu (dari tembok yang hancur), enggak tertimpa," ungkap Alim.

Korban tertimpa tembok

Ketel uap air menghantam atap dan tembok dapurnya, sehingga seluruh ruangan itu hancur.

Bongkahan batu dari tembok yang hancur terlempar ke sana dan kemari, termasuk mengenai bagian belakang kepala Tri.

Alim memeriksa kondisi adiknya. Sekujur tubuhnya tidak memiliki luka atau memar karena tidak tertimpa tembok yang runtuh.

Namun demikian, bagian belakang kepala Tri sudah dalam keadaan penuh darah karena bocor.

Imbas kejadian itu, Tri langsung dibawa ke RS Yadika untuk ditangani lebih lanjut.

Beruntung, luka yang dialami Tri tidak terlalu serius sehingga membutuhkan tindakan operasi. Pada Rabu sore, ia sudah kembali ke rumah.

Penyebab belum diketahui

Sementara itu, Yusril (33) selaku karyawan pabrik itu mengaku, ia pun tidak mengetahui penyebab ketel uap air meledak dan terpental jauh.

Sebelumnya, ia dan karyawan lainnya bekerja seperti biasa. Bahkan, ia sempat memeriksa kondisi air dan pembukaan uap pada mesin itu.

Namun, saat sedang menuangkan cincau ke dalam salah satu tungku berisi adonan cincau, ketel uap meledak.

Ia dan karyawan lainnya menduga, mesin tersebut meledak karena suhunya terlalu panas.

"Biasanya memang panas, tapi mungkin penyebabnya karena tekanannya tinggi hingga (mesin) terpental ke rumah warga," ujar Yusril.

Korban minta pertanggungjawaban

Alim sekeluarga menunggu iktikad baik pihak pabrik cincau untuk mengunjungi rumahnya.


Sebab, pihak pabrik belum memberikan penjelasan apa pun terkait peristiwa itu.

"Belum tahu penyebab mesin kelempar. Jarak pabrik ke rumah saya sekitar 200 meteran, nyeberangin kali dulu. Cukup jauh ini kelemparnya," ungkap Alim.

"Tadi (pabrik) sempat didatangi oleh beberapa pihak polisi, Babinsa juga datang, tapi bosnya enggak ada, hanya anak buah yang bekerja. Belum ada obrolan pertanggungjawaban, tapi saya bakal minta untuk (perbaikan) kerusakan properti dan (pengobatan) adik saya," sambung dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/26/08272551/malangnya-warga-duren-sawit-tiba-tiba-tertimpa-tembok-dapur-sendiri

Terkini Lainnya

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke