Azmi, seorang guru di SD Sumbangsih, mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya memadamkan api agar tak membesar.
Ia bersama beberapa penjaga sekolah mencoba menjinakkan si jago merah dengan menyiramkan air menggunakan ember.
"Awalnya saya dengar ada suara teriakan kebakaran, lalu pas dicek ternyata benar ada api yang menyala di salah satu sudut gedung. Kami akhirnya coba padamkan api pakai alat seadanya, kayak ember berisi air," kata dia kepada wartawan di lokasi.
Namun, upaya Azmi dan para penjaga sekolah tak membuahkan hasil. Api justru kian membesar karena material yang terbakar adalah tumpukan kayu kering.
"Jadi awal mula api itu dari tumpukan kayu kering, potongan kayu gitu. Dari situ kemudian menyambar ke bangunan gedung belakang yang kebetulan sudah lama enggak dipakai, cuma ada sisa kayu-kayu doang di sana," tutur dia.
Selain membantu memadamkan api, Azmi juga menyelamatkan nyawa rekan-rekannya.
Dia membangunkan beberapa penjaga sekolah yang tengah beristirahat di area dalam, saat api mulai melahap bangunan.
"Iya, saya akhirnya teriak-teriak supaya mereka bangun, makanya suara saya agak serak," kata dia.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Jakarta Selatan Syamsul Huda menyebut, api mulai menyebar sekitar pukul 22.43 WIB.
Kebakaran diduga disebabkan akibat korsleting. "Diduga korsleting," ujar Syamsul saat dikonfirmasi, Kamis (2/11/2023).
Petugas Gulkarmat Jakarta Selatan kemudian bahu-membahu menjinakkan api.
Setelah 70 petugas kurang lebih tiga jam bertempur, api akhirnya bisa dipadamkan dengan bantuan 17 unit kendaraan damkar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/02/06231841/cerita-guru-berusaha-padamkan-kebakaran-sd-sumbangsih-jaksel-pakai-ember