Salin Artikel

Kembalinya Tawuran di Jalan Dewi Sartika Setelah 6 Tahun Berhenti, Langsung Makan Korban

JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran kembali terjadi di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (12/11/2023) malam.

Setelah absen selama enam tahun sejak 2017, aksi tawuran pada malam Senin (13/11/2023) itu langsung memakan korban salah sasaran.

Seorang pedagang, Ali (42), bukan nama sebenarnya, mengenali wajah pemuda yang menjadi korban. Kata Ali, yang bersangkutan merupakan warga setempat.

Saat kejadian, Ali melihat korban berjalan kaki dengan tubuh terluka untuk mencari pertolongan.

"Ada korban, warga sini. Korban jalan kaki sambil berdarah-darah di bagian kanan tubuhnya," kata Ali di lokasi kejadian, Senin.

Ali mengaku tidak melihat langsung bentuk luka yang dialami korban.

Namun, dia melihat bekas darah memanjang pada bagian samping punggung korban. Karena itu, Ali menduga korban terkena sabetan celurit.

"Kayaknya kesabet, kayak luka sabet dari celurit karena panjang (bekas darahnya). Dia (korban) juga sambil megangin bajunya ke bagian yang luka," ujar dia.

Malam itu, korban berjalan ke arah gang yang lokasinya beberapa meter dari toko Ali. Setelah itu, Ali tidak melihat korban lagi.

Tawuran kembali terjadi

Aksi tawuran yang melukai pemuda itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Ali tidak mengetahui kronologi pastinya seperti apa.

Sebab, ia sedang berada di bagian belakang toko.Tiba-tiba, ada suara keramaian.

Ia mendengar teriakan-teriakan "Woy! Woy!" dan langkah segerombolan orang berlari. Ali langsung beranjak ke bagian depan toko untuk melihat.

Ia melihat segerombolan remaja berlari dari arah PGC menuju RS Budhi Asih. Namun, sebagian besar berhenti di depan Universitas Binawan.

Saat itu, pria yang sudah berdagang di sana sejak 2010 itu langsung tahu bahwa tawuran akan terjadi.

"Saya langsung tahu karena mereka banyak yang bawa sajam (senjata tajam), pokoknya yang panjang-panjang dan agak melingkar, kayaknya celurit. Mereka juga ada yang bawa stik golf dan kayak besi," terang Ali.

Ali langsung memasukkan sepeda motornya yang terparkir tepat di depan toko. Kemudian, rolling door ditutup agar tokonya tidak menjadi korban salah sasaran.

Tutup akses pengendara

Tawuran terjadi di depan Universitas Binawan dan lampu merah menuju Kalibata, Jakarta Selatan.

Akses menuju arah Otista dan Kalibata pun "mati" karena dijadikan arena bertarung para pelaku tawuran.

"Akhirnya pada ngumpul saja di depan sini (trotoar sepanjang mushalla Al-Bayan ke arah PGC), pada nonton. Saya juga keluar dari toko buat ngelihat tawuran," terang Ali.

Ali mengobrol dengan sejumlah pengendara motor. Mereka mengaku enggan melintas karena takut menjadu korban salah sasaran.

Meski begitu, Ali dan orang-orang yang melipir tetap menonton aksi tawuran. Sebab, tawuran terjadi sekitar 300 meter dari lokasi mereka.

"Semalam pas tawuran ada polisi juga. Nembak gas air mata kayaknya, yang (pistolnya) keluar asap itu. Tapi tawurannya bubar setelah pada kabur (usai ada korban jiwa). Tawuran sekitar satu jam," kata Ali.

Terkait korban yang berjalan dengan tubuh terluka, Ali sendiri mengaku tidak mengenal korban secara personal.

Bahkan, dia juga tidak mengetahui nama korban. Meski tak mengenal pemuda itu, Ali berharap korban tidak mengalami luka parah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/14/08320981/kembalinya-tawuran-di-jalan-dewi-sartika-setelah-6-tahun-berhenti

Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke