JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman warga kampung nelayan di kawasan pesisir Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, terendam banjir pada Kamis (30/11/2023).
Wilayah yang berbatasan langsung dengan laut itu terendam banjir dengan ketinggian hingga 40 sentimeter sejak subuh hingga menjelang siang.
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, banjir merendam rumah-rumah yang ditinggali para nelayan.
Salah seorang warga bernama Imran (35) mengatakan, banjir sudah merendam wilayah Muara Angke sejak pagi tadi.
Menurut Imran, banjir disebabkan air pasang serta volume air di Kali Adem yang meningkat seiring terjadinya hujan deras.
"Ini banjir karena rob (air pasang), dicampur air hujan jadi air kalinya naik," ucap Imran, dilansir dari TribunJakarta.com, Kamis.
Banjir yang terjadi di permukiman tersebut, kata dia, sampai membuat aktivitas warga terganggu.
Tak sedikit warga yang juga memindahkan perahu nelayannya karena terus-menerus diterjang gelombang deras.
"Ya, memang sudah sering di sini. Kalau ada banjir kayak begini sudah jelas aktivitas kami terganggu," katanya.
Waspada banjir rob
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, ada potensi cuaca ekstrem dan banjir rob di sejumlah wilayah di Indonesia.
DKI Jakarta menjadi salah satu daerah yang berpotensi mengalaminya sampai awal Desember 2023.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menjelaskan, cuaca ekstrem berpotensi terjadi karena adanya fenomena dinamika atmosfer yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
"BMKG memonitor, saat ini menunjukkan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia,” ujar Guswanto dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).
Akibat dari fenomena itu, DKI Jakarta berpotensi dilanda hujan lebat pada periode 25 November 2023 sampai 1 Desember 2023.
Sementara itu, banjir rob berpotensi melanda wilayah pesisir Jakarta pada periode 26 November 2023 sampai 2 Desember 2023. Hal itu disebabkan oleh adanya fenomena fase bulan perigee.
Akibat fenomena itu, ketinggian pasang air laut berpotensi meningkatkan sampai batas maksimum di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jakarta Utara.
"Ada fenomena fase bulan perigee, sehingga jarak bulan berada di titik terdekat dengan bumi. Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum,” kata Guswanto.
(Tim Redaksi : Tria Sutrisna, Jessi Carina, Gerald Leonardo Agustino (TribunJakarta.com), Jaisy Rahman Tohir (TribunJakarta.com))
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/30/18023651/kampung-nelayan-muara-angke-terendam-banjir-akibat-air-pasang-dan-hujan