“Omzet menurun drastis, hampir separuhnya. Sekitar 50-70 persen,” keluh Ramdan saat ditemui di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023).
Pria yang telah berdagang selama 10 tahun itu mengaku membeli cabai modal dagangan dari Pasar Induk Kemang (TU), Bogor, Jawa Barat. Kata dia, harga cabai rawit merah di sana sudah mencapai Rp 100.000 per kilogram (kg).
“Saya jual Rp 120.000,” kata dia sambil tersenyum pasrah.
Harga cabai yang melejit di pasaran bahkan membuat Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tercengang saat meninjau kestabilan harga pada Senin pagi.
“Wuih, yang bener kamu?” tanya menteri yang akrab disapa Zulhas, merespons Ramdan soal harga jual cabai rawit merah.
“Iya, dari sananya (pasar induk) 100 (Rp 100.000) lebih,” jawab sang pedagang.
“Rp 120.000 mahal sekali jualnya. Belinya di mana?” tanya Zulhas lagi.
“(Belinya) Rp 100.000, Pak,” kata Ramdan lagi.
“Rp 120.000 mahal buanget, enggak ada yang mau beli itu. Rp 2.000 (untuk) satu (cabai)?” celetuk Zulhas sambil berlalu.
Kepada wartawan, Ramdan membenarkan kondisi pembeli yang kian berkurang di lapaknya.
“Pelanggan lebih sedikit, (maka) belinya lebih sedikit juga. Biasa beli 8-10 kg, sekarang 4-5 kg,” tutur dia.
Menurut Ramdan, kenaikan harga cabai dipengaruhi faktor cuaca yang sudah memasuki musim penghujan. Meski dia merugi, Ramdan memahami kondisi itu.
“Tergantung cuaca. Soalnya kalau musim hujan rentan gagal panen. Karena kan, kalau kehujanan bunganya pada jatuh. Jadi buahnya sedikit, pemasokannya sedikit,” jelas Ramdan.
Atas hal itu, Ramdan berharap harga cabai bisa kembali stabil.
“Pengin bisa lebih murah, karena (sekarang) modalnya (butuh) lebih tinggi,” imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/04/14565451/pedagang-jual-rawit-merah-rp-120000-per-kg-di-pasar-johar-baru-zulhas