Seorang warga setempat bernama Marunung menuturkan, setiap tahun, banjir memang kerap melanda kompleks perumahannya.
"Sudah biasa, jadi enggak itu (kaget) lagilah. Setiap tahun begini, maunya sih supaya diperbaikilah enaknya," ucap Marunung saat ditemui di lokasi, Kamis (4/1/2024).
Marunung menuturkan, banjir kali ini tergolong belum parah. Meski begitu, aktivitas warga tetap terganggu.
"Iya, cuma terganggu saja keluar-masuknya. Ini saya mau pulang ke rumah, pulang bekerja," tutur dia.
Meski baru pulang bekerja, Marunung mengaku sudah mengetahui informasi rumahnya kebanjiran dari sang istri.
"Istri di dalam. Kondisi di dalam sudah tinggi, rumah saya sudah ditinggiin. (Kata istri) sudah tangga ketiga (yang terendam banjir), sudah segini (sepinggang)," kata dia.
Meski terbiasa kebanjiran, Marunung tetap mempertanyakan alasan pemerintah belum mengatasi banjir di permukimannya.
"Karena kalau sebelumnya katanya mau ditanggulangin, dibagusin, tapi enggak kelihatan dari sekarang pemerintah," kata dia.
Marunung berharap, ke depannya pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mengatasi banjir di perumahannya.
Sementara itu, Kasie RR BPBD Kota Bekasi Idham Khalid mengatakan, banjir di sejumlah wilayah di Kota Bekasi disebabkan oleh saluran yang tidak mampu menampung debit air yang cukup tinggi.
"Hujannya deras dan lebih dari satu jam, sehingga saluran tidak menampung debit air, turunnya agak lambat karena di hilirnya debit air naik," kata Idham saat dikonfirmasi.
Perumahan Dosen IKIP menjadi lokasi paling parah dengan ketinggian air mencapai 90 sentimeter.
"Tinggi muka air saat ini di Perumahan Dosen IKIP kurang lebih 90 cm (bagian depan pintu masuk perumahan). Genangan di perumahannya 70 sentimeter," ucap dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/04/21283431/banjir-di-kompleks-dosen-ikip-bekasi-warga-sudah-biasa-setiap-tahun