JAKARTA, KOMPAS.com - Eks warga Kampung Bayam mengaku merindukan era kepemimpinan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat masih menjabat gubernur DKI Jakarta.
Mewakili eks warga Kampung Bayam, perempuan bernama Neneng (67) menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan.
Hal itu ia sampaikan saat anak Anies, Mikail Baswedan, menyambangi Kampung Susun Bayam (KSB), Jakarta Utara, Kamis (1/2/2024).
"Saya mohon semoga insya Allah Bapak Anies dapat RI 1. Kami rindu kepemimpinan Pak Anies. Kami siap, kami doakan agar doa kami terijabah," ujar Neneng dalam pertemuan bersama Mikail.
Ia pun meneteskan air mata saat menceritakan kesulitan yang mereka alami di KSB.
"Jangan bikin kami makin menderita. Kami di sini kesulitan air, listrik dimatikan. Kami berupaya beli bahan bakar bersama warga," kata Neneng.
"Kami menggali sumur dan serapannya. Apa pun kami lakukan agar kami bisa bertahan untuk mandi, masak, dan sebagainya," lanjut dia.
Mikail pun menanggapi aspirasi Neneng. Menurut Mikail, eks warga Kampung Bayam tengah menghadapi masalah yang sangat besar.
"Kami melihat Kampung Bayam menghadapi masalah yang sangat besar. Kami menyadari ini harus ada perubahan, gerakan harus ada dalam menghadapi masalah ini," kata dia.
Ia terkejut saat mendengar eks warga Kampung Bayam tinggal di hunian dengan air seadanya dan listrik dari genset.
"Ini hal yang seharusnya tidak terjadi. Kita semua ini manusia, punya hak, kenapa tidak diberikan hak itu. Insya Allah semua kita punya hak, dan bapak dan ibu mendapatkan haknya," ujar Mikail.
"Ini sesuatu yang harus kita fokuskan. Insya Allah, kami ingatkan bapak dan ibu tidak sendiri. Banyak sekali semuanya menyadari bahwa ini adalah jalan panjang perubahan," lanjut dia.
Kunjungan Mikail adalah bagian dari Gerakan Ubah Bareng dengan program bernama Ekspedisi Perubahan.
Selain Mikail Baswedan, acara ini turut dihadiri pula oleh putri Muhaimin Iskandar, Rahma Arifa Muhaimin alias Rara.
Rara tiba ketika acara diskusi sudah dimulai dan dia langsung duduk bersama warga di pendopo.
Sebagaimana diketahui, polemik antara Jakpro selaku pengelola dan warga eks Kampung Bayam kembali mencuat.
Warga menuntut agar Jakpro segera memberikan kunci hunian dan izin tinggal di Kampung Susun Bayam.
Saat ini, sebanyak 55 KK secara paksa menghuni Kampung Susun Bayam dengan kesulitan mengakses listrik dan air.
Fuqron dan tiga warga Kampung Susun Bayam juga telah dilaporkan Jakpro atas dugaan penyerobotan lahan secara ilegal dan saat ini memasuki tahap penyidikan oleh pihak berwenang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/01/13344771/curhat-soal-kesulitan-tinggal-di-kampung-susun-bayam-warga-kami-rindu