JAKARTA, KOMPAS.com - Binus International School Serpong, Tangerang Selatan, didorong mencari cara untuk membubarkan kelompok “Geng Tai” yang dibentuk oleh para siswanya.
Intervensi dari pihak sekolah diperlukan usai terkuaknya perundungan oleh siswa senior kepada junior di dalam kelompok tersebut.
“Pembubaran geng bisa dilakukan oleh sekolah. Dan bisa saja kalau polisi mau mendalami kaitannya dengan tindak kekerasan yang terjadi,” ujar Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti saat dihubungi, Selasa (20/2/2023).
Menurut Retno, geng yang dibentuk sekelompok siswa sebetulnya sudah menjamur di berbagai sekolah.
Bahkan, di antaranya ada berpotensi melakukan tindak kekerasan.
Untuk itu, FSGI mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Dinas Pendidikan di setiap daerah untuk mencegah perundungan dan membubarkan geng-geng di sekolah.
“Pikirkan cara dan terapi yang tepat untuk mencegah dan membubarkan geng-geng sekolah, yang berpotensi melakukan berbagai kekerasan. Berbagai bentuknya, akan berdampak buruk pada tumbuhkembang anak,” kata Retno.
Sebagai informasi, kasus ini mencuat setelah akun di media sosial X, @BosPurwa, menuliskan dugaan perundungan oleh "Geng Tai" di sekolah tersebut terhadap salah seorang siswa.
Unggahan itu mengungkapkan bahwa korban dirundung oleh senior atau kakak tingkatnya yang memiliki kelompok “Geng Tai”.
Sementara perundungan dilakukan terhadap anggota baru yang akan bergabung.
Korban dipaksa membelikan sesuatu yang diminta seniornya, dan juga mendapatkan kekerasan fisik, misalnya dicekik, diikat di tiang bahkan dipukul dengan kayu.
“Dan ngerinya lagi sampai disundut rokok,” seperti dikutip Kompas.com dari twit akun X @BosPurwa.
Saat ini, Polres Tangerang Selatan sedang menyelidiki kasus perundungan tersebut. Pihak sekolah juga sedang mendalami secara internal dugaan tindakan kekerasan ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/20/16405461/binus-school-serpong-diminta-cari-cara-bubarkan-geng-tai-perundung-siswa