Salin Artikel

Selamat Jalan, Armand, Ketua KPPS di Sunter yang Sosoknya Dicintai Warga...

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepergian Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 121, RT 01 RW 07, Sunter Agung, Jakarta Utara, yang bernama Armand bin Amarzal adalah sebuah kepahitan bagi warga sekitar.

Armand meninggal dunia pada Senin (19/2/2024) dini hari, diduga karena kelelahan setelah mengawal Pemilu 2024.

Sosoknya yang hangat, ikhlas menolong, dan ramah kepada semua orang membuat tetangga sekitar rumahnya merasa benar-benar kehilangan.

Air mata tak mampu ditahan Tini (35), rekan Armand di TPS 121 sekaligus tetangga terdekatnya, ketika menceritakan lagi kebaikan Armand.

"Orangnya sangat baik, kami semua sedih. Kehilangan semua," kata Tini sambil menyeka air matanya ditemui di kediaman mendiang Armand, Rabu (21/2/2024).

Tini menyebut Armand adalah orang yang bisa diandalkan oleh warga sekitar, bahkan dalam persoalan gawat seperti uang.

"Dia sangat-sangat baik. Orangnya juga pintar. Kami kalau ada apa-apa ke dia. Pasang LCD, betulkan wifi, dia bisa semua," lanjut Tini.

"Pokoknya kalau ada apa-apa bahkan urusan keuangan pun bisa dibantu sama dia," lanjutnya.

Kronologi

Kondisi Armand terus menurun setelah menjalani tugasnya sebagai Ketua KPPS pada gelaran Pemilu 14 Februari 2024 lalu.

Tini menduga kondisi Armand yang lelah dan keterlambatan penanganan dokter menjadi penyebab ayah satu anak itu meninggal dunia.

"Kondisi Pak Armand yang terlihat kelelahan sejak Pemilu, urus ayah sakit, bolak-balik, jadi mungkin lelah," ucap Tini.

Armand sempat dirawat di RSUD Koja pada Minggu (18/2/2024). Tini dan tetangga lainnya sempat membesuk Armand pada sore hari di tanggal tersebut.

Namun ketika dibesuk, Armand hanya bisa tertidur pulas sambil mendengkur.

Armand mengembuskan napas terakhir pada Senin dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Jenazah Armand lalu dibawa ke Yogyakarta untuk dimakamkan.

Armand meninggalkan seorang istri dan anaknya yang masih berusia delapan tahun.

Belum dapat santunan

Dari keterangan keluarga, santunan belum mereka dapatkan saat ini sejak kepergian Armand.

"Setahu saya, ada PPS Kelurahan, Sekkel, orang Kodim yang sudah datang menyatakan turut berduka cita. Orang Puskesmas mau datang, mau bertemu istrinya. Tapi kan istrinya masih di Yogyakarta ini," ucap Tini.

"Kalau KPU belum datang. Santunan belum ada sama sekali. Santunan untuk keluarga juga belum ada," lanjutnya.

Padahal Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari memastikan bakal memberikan santunan untuk petugas KPPS yang meninggal dunia dan jatuh sakit.

"Iya, disiapkan santunan untuk petugas ad hoc yang meninggal dunia," kata Hasyim Asy'ari dalam keterangan tertulis, Jumat (16/2/2024) malam.

Di DKI Jakarta, ada total 35 orang yang meninggal dunia, 23 di antaranya anggota adalah KPPS, termasuk Armand.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/22/08363891/selamat-jalan-armand-ketua-kpps-di-sunter-yang-sosoknya-dicintai-warga

Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke