BOGOR, KOMPAS.com - Kasus DBD di Kota Bogor mengalami lonjakan sejak awal tahun 2024.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat ada 750 kasus DBD sejak awal tahun 2024, dengan jumlah pasien meninggal sebanyak empat orang.
“Pada Januari 2024 sebanyak 389 kasus dan Februari dari tanggal 1 sampai 20 sebanyak 361 kasus,” kataKepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, ketika dihubungi, Jumat (23/2/2024).
Selama Februari 2024 terdapat lima kelurahan dengan peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan yaitu Kelurahan Tanah Sareal 13 kasus, Kelurahan Sukadamai sebanyak 12 kasus, Kelurahan Kedung Badak, Kedung Halang dan Baranangsiang masis-masing 11 kasus.
“Laporan kasus DBD harian terbanyak pada tanggal 16 Februari 2024, sebanyak 46 kasus,” lanjutnya.
Retno membandingkan jumlah kasus DBD pada tahun 2021 tercatat ada 526 kasus dengan 7 orang meninggal, di tahun 2022 tercatat 1.531 kasus dengan 9 orang meninggal, serta di tahun 2023, ada 1.474 kasus dengan 9 orang meninggal dunia.
“Angka penderita tertinggi ada di Tahun 2022 dan angka meninggal dunia tertinggi pada tahun 2022 dan 2023. Jumlah kasus DBD tahun 2023 lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kasus DBD tahun 2022,” lanjut dia.
Dalam upaya pengendalian, Dinkes Kota Bogor telah menerbitkan Surat Edaran Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus DBD pada musim hujan pada 20 Januari 2024.
Ia meminta peran serta dari masyarakat dalam upaya pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti sesuai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan melaksanakan kegiatan pemberantasan nyamuk (PSN) secara mandiri satu minggu sekali.
“Berkenaan adanya peningkatan kasus DBD, maka akan dicanangkan kembali GERTAK PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk) oleh Bapak Walikota Bogor, yang akan dilakukan serentak di seluruh kelurahan Kota Bogor,” kata Retno.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/23/12573671/kasus-dbd-di-kota-bogor-melonjak-ada-750-kasus-sejak-awal-tahun-empat