Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjia Kong Hoo bernama Muhamad Wildan Hakiki mengatakan, banyak jemaah yang berfoto-foto usai beribadah.
"Respons orang-orang yang sudah shalat di sini positif. Ada yang selesai shalat lalu foto-foto, saya lihatnya senang," kata dia kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (14/3/2024).
Saat ini, kegiatan ibadah di masjid itu memang belum berlangsung secara maksimal. Hanya shalat lima waktu, tarawih, dan pengajian saja yang sudah berlangsung.
Meski begitu, setiap jemaah yang beribadah di sana memanfaatkan momen untuk turut mendokumentasikan masjid itu.
Pasalnya, bentuk bangunannya menyerupai kelenteng alih-alih masjid. Atapnya pun dilengkapi beberapa atap berbentuk pagoda.
"Ada yang selesai shalat juga bikin video di dalam. Saya senang karena berarti masjid ini diterima oleh masyarakat, saya jadi bangga," ucap Wildan.
Adapun, Masjid Tjia Kang Hoo adalah masjid dengan bangunan yang unik lantaran berbentuk seperti kelenteng.
Masjid dibangun dengan menggabungkan nuansa Tionghoa dan Betawi, yang dipadukan dengan nuansa Islami.
Masjid tersebut dibangun di lahan bekas rumah kakek Wildan, yaitu seorang keturunan asli Tionghoa bernama Tjia Kang Hoo.
Namun, Tjia Kang Hoo mengubah namanya menjadi Abdul Soleh ketika menjadi mualaf. Bahkan, ia berkesempatan untuk naik haji.
Sepanjang kehidupannya, Tjia Kang Hoo cukup berkontribusi perihal keagamaan dan kemasyarakatan, sehingga namanya pun dijadikan sebagai nama jalan di depan masjid.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/15/08371481/ketika-jemaah-terkesima-dengan-keunikan-masjid-tjia-kang-hoo-banyak-yang