Salin Artikel

Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudarman (68), Warga Manggarai, Jakarta Selatan, menjadi marbut Masjid Al-Falaah demi menghapus rasa sepi.

Hampir 12 tahun lamanya, Sudarman hidup seorang diri di rumah. Sang istri meninggal dunia pada 2012 akibat mengidap penyakit hipertensi.

Sementara kedua anaknya sudah memiliki keluarga dan tinggal di rumah masing-masing.

Sambil berlinang air mata, Sudarman mengungkapkan kerinduannya pada sang istri.

Namun, apa boleh buat. Sudarman hanya mampu menebus rasa rindunya melalui lantunan ayat-ayat surat Yasin.

"Wah, kalau dibilang kangen ya kangen banget. Cuma ya terus terang aja saya setiap Jumat selalu ngirimin ngaji Yasin mulu," ucap Sudarman ketika ditemui oleh Kompas.com, Senin (18/3/2024).

Ketika kakinya masih kuat, setiap hari Jumat, ia selalu menyempatkan datang ke kuburan sang istri.

"Dulu saat kuat jalan setiap Jumat ke kuburan bawa arit untuk bersihin," sambung dia.

Hidup tanpa sosok istri membuat Sudarman merasa begitu hampa ketika berada di rumah.

Hal itulah yang membuat ia memilih menjadi marbut masjid di usianya yang tak lagi muda.

Awal mula jadi marbut masjid

Selain untuk menghapus rasa sepi, alasan Sudarman menjadi marbut masjid bukan karena uang semata.

Ia mengaku, sejak usianya masih remaja sudah senang main dan menghabiskan malam di masjid.

"Jujur aja, saya dulu waktu remaja sampai nginep-nginep di masjid," ucap dia.

Semasa remaja, Sudarman banyak menghabiskan waktu di masjid bersama sahabat-sahabatnya yang tinggal di RW sebelah.

Namun, kini para sahabatnya sudah lebih dulu menghadap Ilahi.

"Saya berkecimpung di masjid dulu ama anak-anak remaja dari RW 6. Namun, saat ini teman-teman sudah tidak ada sudah meninggal," sambung dia.

Kebiasaan Sudarman senang berkontribusi untuk masjid akhirnya terbawa sampai ia berusia senja.

Kebetulan, saat itu, marbut masjid Al-Falaah yang lama bernama Afan meninggal dunia.

Sudarman diajak oleh salah satu rekannya bernama Budi untuk sama-sama mengabdi pada Masjid Al-Falaah.

"Enggak ada yang nawarin awalnya, diajak aja ama Pak Budi (rekannya). Pak Budi yang ditunjuk jadi marbut sama orang masjid. Eh, nyari teman, saya diajak," jelas dia.

Tanpa pikir panjang, Sudarman menerima tawaran Budi untuk sama-sama menjaga kebersihan dan keamanan Masjid Al-Falaah.

Saat mengambil keputusan menjadi marbut di usianya yang tak lagi muda, Sudarman tak membahasnya dengan keluarga.

Namun, kedua anaknya mendukung saja apa yang menjadi kebahagiaan Sudarman.

Bekerja dengan tulus

Setelah ditawarkan menjadi marbut, Sudarman langsung melakukan pekerjaannya dengan tulus.

Ia tak pernah bertanya kepada pengurus masjid, besaran gaji yang akan ia dapatkan nantinya.

Gaji Sudarman sejak awal sampai saat ini masih sama, yakni Rp 300.000 per bulan.

"Waktu itu enggak dijelasin, cuma pas udah sebulan gajian dikasih segitu aja," ucap dia.

Meski gaji yang ia dapatkan tak besar, Sudarman bersyukur dan tak protes kepada pengurus masjid.

Bahkan ketika keuangan masjid sedang bermasalah, gaji Sudarman pernah dibayar telat.

Namun, ia memaklumi hal tersebut, karena Masjid Al-Falaah berada di tengah-tengah perumahan padat penduduk.

Untuk keperluan masjid dan menggaji marbut hanya mengandalkan uang dari kotak amal yang diberikan para jemaah.

"Saya enggak pernah protes, mau gaji lambat kek atau gimana," kata dia.

Ia merasa beruntung, bekerja sebagai marbut bisa membuat ia mendapatkan pahala.

Meski gajinya tak besar, Sudarman mengaku kehidupannya selalu tercukupi, entah dari anak, tetangga, warung sederhana yang dimilikinya, dan lainnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/19/13155051/demi-hapus-rasa-sepi-sudarman-jadi-marbut-masjid-di-usia-senja

Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke