Salin Artikel

Sejarah Masjid An-Nawier, Berdiri Zaman Hindia Belanda di Kampung Mayoritas Muslim

JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid An-Nawier, Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, dibangun pada zaman Hindia Belanda, atau tepatnya pada 1760 Masehi.

Ketua Nazir Masjid Jami An-Nawier, Ustaz Dikky Basanddid mengatakan, Kampung Pekojan dulunya dihuni oleh mayoritas umat muslim.

"Dahulu, membangun rumah ibadah itu lokasinya dihuni mayoritas kaum muslimin," kata Dikky saat ditemui di lokasi, Kamis (21/3/2024).

Menurut dia, Kampung Pekojan merupakan kampung muslim tertua di Batavia.

Kata Dikky, kala itu daerah Pekojan dihuni etnis Koja, etnis Yaman, dan etnis pribumi salah satunya suku Betawi dan Madura.

Karena dihuni oleh sebagian besar orang muslim, Masjid An-Nawier bersebelahan dengan mushala dan masjid lain.

Namun, ketika memasuki ibadah shalat Jumat, masyarakat Pekojan pasti beribadah di Masjid An-Nawier.

"Makanya masjid ini disebut "Masjid Jami", berkumpulnya mereka satu pekan sekali di hari Jumat. Namun, kami belum mengetahui siapa yang menetapkan masjid ini sebagai Masjid Jami," kata Dikky.

Di bagian belakang Masjid An-Nawier, terdapat menara berwarna putih. Terlihat beberapa pengeras suara ada di dalam menara itu.

Menurut Dikky, menara itu sebagai tanda Masjid An-Nawier merupakan Masjid Jami, serta untuk mengumandangkan azan.

"Menara itu difungsikan alat untuk mengumandangkan azan di masanya, belum ada pengeras suara saat itu," papar dia.

Terdapat puluhan pintu setinggi 2,5 meter untuk akses masuk masjid itu. Selain itu, terdapat juga pilar di bagian dalam masjid yang tingginya sekitar 5 meter hingga atap masjid.

Dikky mengatakan, pilar dan pintu itu seperti bangunan yang berada di kota tua dan bergaya eropa kuno.

"Bangunan ini sama dengan yang ada di kota tua atau bangunan bergaya eropa khasnya terdiri dari pilar yang menjulang tinggi," kata dia.

Selain itu, terdapat 33 pilar tinggi di dalam masjid. Menurut Ustaz Dikky, pilar itu melambangkan tasbih yang dibaca usai shalat.

"Sebilangan dengan bacaan tasbih. Nah jadi tiang itu melambangkan bacaan," ungkap Dikky.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/21/20584931/sejarah-masjid-an-nawier-berdiri-zaman-hindia-belanda-di-kampung

Terkini Lainnya

“Gubernur Ideal Adalah Orang yang Mengerti Persoalan Jakarta Setelah Tidak Lagi Jadi Ibu Kota”

“Gubernur Ideal Adalah Orang yang Mengerti Persoalan Jakarta Setelah Tidak Lagi Jadi Ibu Kota”

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram

Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram

Megapolitan
Massa Unjuk Rasa di Depan Kedubes Amerika Serikat, Suarakan Solidaritas untuk Palestina

Massa Unjuk Rasa di Depan Kedubes Amerika Serikat, Suarakan Solidaritas untuk Palestina

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakarta Utara

Polisi Tangkap 3 Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakarta Utara

Megapolitan
Polisi Buru 398 Pelanggan Konten Video Porno Anak yang Diedarkan Deky lewat Telegram

Polisi Buru 398 Pelanggan Konten Video Porno Anak yang Diedarkan Deky lewat Telegram

Megapolitan
Menjelang Idul Adha, Masyarakat Diminta Tak Jual Hewan Kurban di Fasilitas Umum

Menjelang Idul Adha, Masyarakat Diminta Tak Jual Hewan Kurban di Fasilitas Umum

Megapolitan
Viral Video Tarif Parkir Liar Motor Rp 25.000 di JIS, Dishub DKI Kirim Anggota Tertibkan

Viral Video Tarif Parkir Liar Motor Rp 25.000 di JIS, Dishub DKI Kirim Anggota Tertibkan

Megapolitan
Soal Wacana Kaesang Duet dengan Budi Djiwandono pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Apa Iya Cuma Jadi Cawagub?

Soal Wacana Kaesang Duet dengan Budi Djiwandono pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Apa Iya Cuma Jadi Cawagub?

Megapolitan
Jika Kaesang dan Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pertarungan Ulang Pilpres 2024

Jika Kaesang dan Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pertarungan Ulang Pilpres 2024

Megapolitan
Deky Edarkan 2.010 Video Porno Anak via Telegram sejak 2022

Deky Edarkan 2.010 Video Porno Anak via Telegram sejak 2022

Megapolitan
Selain Kaesang, Anies Dinilai Berpeluang Terpilih jika Kembali Berlaga di Pilkada Jakarta

Selain Kaesang, Anies Dinilai Berpeluang Terpilih jika Kembali Berlaga di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Sudah Ikhlas, Keluarga Bawa Pulang Jasad Pria yang Ditemukan di Apartemen Kemayoran

Sudah Ikhlas, Keluarga Bawa Pulang Jasad Pria yang Ditemukan di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Data Dinsos DKI: 25.185 Orang Tak Layak Terima Bansos

Data Dinsos DKI: 25.185 Orang Tak Layak Terima Bansos

Megapolitan
Pengamat: Berat Langkah Kaesang jika Benar Maju pada Pilkada DKI 2024

Pengamat: Berat Langkah Kaesang jika Benar Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Kaesang Punya Peluang Besar pada Pilkada Jakarta, tapi Dinilai Belum Pantas Memimpin

Kaesang Punya Peluang Besar pada Pilkada Jakarta, tapi Dinilai Belum Pantas Memimpin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke