Sebab, lift dan eskalator itu tidak terpasang pada akses masuk stasiun yang mengarah ke Jalan Raya Cakung.
"Itu saya juga tanya-tanya, kenapa begitu (tak ada fasilitas lift), apakah ada penghematan biaya?" ucap Ellen saat ditemui Kompas.com, Rabu (31/1/2024).
Ellen mengungkapkan, desain stasiun serta segala fasilitasnya bisa digambar dengan mudah.
Namun, masalah kurangnya kedua fasilitas itu harus dicermati agar masyarakat mendapat kenyamanan saat naik transportasi.
Selain itu, apabila memang ada kendala anggaran, pemerintah seharusnya bisa menemukan solusi.
Sebab, hal ini juga sesuai dengan jargon pemerintah agar masyarakar gemar menggunakan transportasi umum.
"Nah kan perlu juga di cermati dan juga kita (masyarakat), harus memberikan komentar tentang itu (fasilitas umum)," kata Ellen.
"Menggunakan (fasilitas) eskalator ya supaya orang mau naik angkutan umum dengan fasilitas yang baik," tambah dia.
Adapun para penumpang kereta yang lanjut usia (lansia) dan sedang hamil mengeluh karena tidak adanya lift maupun eskalator di Stasiun Cakung pada akses masuk Jalan Raya Cakung.
Padahal, banyak sekali lansia dan ibu hamil yang mengakses masuk ke Stasiun Cakung melalui akses tersebut.
Akibatnya, mereka harus menaiki anak tangga kurang lebih selama 20 menit untuk menjaga stamina.
Selain itu, ibu hamil juga waspada apabila tangga dalam keadaan licin dan takut tertabrak orang yang terburu-buru.
Oleh sebab itu, mereka kadang ketinggalan kereta karena mendaki tangga secara perlahan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/26/10113141/eskalator-dan-lift-di-stasiun-cakung-hanya-satu-sisi-pengamat-apakah