Salin Artikel

Akhir Kisah Ibu dan Anak yang Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Rumah

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu berinisial M (82) dan anaknya, P (60), ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2024).

“Ditemukan dalam kondisi membusuk dan rusak tubuhnya," ujar Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Key.

Riwayat penyakit berat

Berdasarkan keterangan tetangga, kedua wanita malang ini sama-sama memiliki riwayat penyakit serius.

Sang ibu, M, diketahui mengidap stroke. Sehari-hari, ia hanya bisa terbaring dan dirawat sang anak.

Sementara, P diketahui mengidap diabetes akut sejak lima tahun lalu. Penyakitnya ini juga membuat P kesulitan berjalan.

“Jadi, memang (korban) sudah tua semua," ujar Wahid.

Wahid menambahkan, P diperkirakan meninggal terlebih dahulu dibandingkan ibunya, M.

Perkiraan tersebut terlihat dari kondisi jasad keduanya yang berbeda.

"Dugaan awalnya, si ibu meninggalnya baru sekitar sehari atau dua hari. Sementara anaknya, sudah sekitar empat hari," ungkap Wahid.

Wahid melanjutkan, kasus penemuan dua lansia ibu dan anak meninggal dunia ini sendiri bermula dari asisten rumah tangga yang mendatangi rumah itu, Jumat siang.

"Dia memang sudah semingguan enggak ke rumah itu. Pas ketok pintu, kok enggak ada yang menyahut. Posisi pintu terkunci lagi. Terus kok ada bau. Dia lapor lah ke RT," ujar Wahid.

Setelah ketua RT datang didampingi aparat kepolisian, pintu rumah didobrak. Ternyata benar, kedua wanita malang itu sudah meninggal dunia di salah satu ruangan.

"Ditemukannya bukan di dalam kamar (tidur), tapi di dekat kamar itu ada satu ruangan. Nah, dua-duanya ada situ," ujar Wahid.

Pemakaman diiringi isak tangis

Kedua jasad, ibu dan anak tersebut kemudian langsung dimakamkan di TPU Kampung Kandang, pada Sabtu (30/3/2024).

Pengamatan Kompas.com pukul 08.20 WIB, para pelayat berdatangan di TPU.

Para pelayat itu kebanyakan kolega M dan P dari Wanita Katolik Gereja Santo Stefanus. Mereka mengenakan seragam organisasi berwarna biru.

Sementara itu, keluarga besar M dan P sudah berada di sekitar pusara terlebih dahulu.

Pemakaman diawali dengan ibadat yang dipimpin oleh seorang pastur dan pada pukul 08.35 WIB, peti pertama berisi tubuh M segera diletakkan di atas liang lahat menggunakan papan.

Sembari diiringi doa, suara tangisan mulai terdengar.

Terlihat dua wanita yang duduk di kursi dekat pusara tampak tak kuat mengikuti iringan doa dan hanya terus berurai air mata, yang dicoba ditenangkan oleh kedua pria di sebelahnya dengan beberapa kali mengeluskan pundak dan kepala dua wanita tersebut.

Saat pastor selesai mencipratkan air suci ke peti, peti segera dimasukkan ke dalam liang lahat dan isak tangis tersebut kini mengalahkan suara iringan doa dari para pelayat.

Sementara, untuk jenazah P, tiba di lokasi sekitar pukul 08.52 WIB.

Satu liang lahad

Kedua peti diletakkan bertumpukan dalam satu liang lahad yang sama.

penguburan digabung dalam satu pusara, sebab kedua mendiang meninggal di hari bersamaan dengan status anak dan ibu.

Disebutkan, penguburan digabung ini sudah melalui konsultasi dan diskusi bersama keluarga dan pihak TPU.

Saat kedua peti sudah berada di dalam, pihak keluarga yang tadi duduk segera berdiri mendekati liang untuk menyebarkan bunga di atas peti.

Prosesi pemakaman berlanjut, kedua kerabat wanita tadi masih terus menangis tersedu melihat peti mulai tertutupi oleh tanah.

“Ibu," ucap salah satu dari kedua wanita itu beberapa kali sambil menutup mulut dengan tangan kanannya karena tak kuasa menahan rasa sedihnya.

Setelah menutup mulutnya, ia juga tampak melambaikan tangan ke arah pusara seperti tanda perpisahan sambil terus menangis.

Prosesi penguburan selesai sekitar pukul 09.12 WIB saat papan nama jenazah sudah tertancap rapih.

Sosok yang aktif

Setelah proses pemakaman, salah seorang perwakilan keluarga bernama Anton (65) mengungkapkan, M dan P sebagai sosok yang aktif diberbagai kegiatan, khususnya di Gereja Santo Stefanus.

“Ibu (M) banyak terlibat dalam kegiatan gereja. Beliau juga orang yang mudah berkenalan dengan orang baru ya," kenang Anton, setelah melangsungkan pemakaman di TPU Kampung Kandang, Sabtu (30/3/2024).

Sifatnya yang ramah dan bersahabat membuat ibu dan anak tersebut banyak mengikuti komunitas tidak hanya di gereja, melainkan di lingkungan lainnya.

"Jadi memang pergaulan mendiang ini baik, seperti yang bisa disaksikan dari banyaknya pelayat yang hadir hari ini," ujarnya.

Kebaikan M dan P juga dikenang salah seorang pelayat, Martio.

Martio berkata ia dan sang istri sudah mengenal sosok P dari sejak kecil dan menilai sebagai sosok yang giat.

“Kadang sesekali istri kirim makan ke rumahnya, nanti saling balas pesan nge-review makanannya," kenang Martio.

Oleh sebab itu, meninggalnya M dan P diharapkan tidak dikaitkan dengan label bahwa yang bersangkutan berkepribadian tertutup dari sosial.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/31/08441211/akhir-kisah-ibu-dan-anak-yang-ditemukan-meninggal-dunia-di-dalam-rumah

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke