JAKARTA, KOMPAS.com - EK termasuk salah satu guru di Jakarta yang terkena pemangkasan kuota dana hibah termin satu 2024.
Wanita yang sudah menjadi guru sejak 2006 ini mengaku sedih karena tidak bisa berbagi rezeki menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Padahal, EK sudah mempunyai rencana yang matang terkait hal tersebut.
“Apalagi menjelang Idul Fitri ini kan. Mau berbagi rezeki, tapi kok tiba-tiba enggak cair, enggak dapat? Ya sedih banget. Tapi mau bagaimana lagi kalau memang sudah terbacanya oleh sistem seperti itu,” ungkap EK saat ditemui Kompas.com di Gedung Guru Jakarta, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2024).
Dia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperbaiki sistem dalam pengajuan dana hibah.
Kalau pun ke depannya ada yang gagal salur, EK meminta agar Pemprov DKI Jakarta menyediakan wadah per wilayah.
“Ada yang di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat. Jadi, kayak tidak mengantre atau membeludak seperti ini. Kasihan yang rumahnya jauh,” ujar EK.
Pengalaman serupa juga dirasakan guru bernama Dini (49).
Ia juga termasuk tenaga pengajar yang tidak mendapatkan dana hibah karena terkena pemangkasan kuota.
“Saya Alhamdulillah, saya kan mengajar sudah 24 tahun, itu selalu cair. Nah, baru kali ini enggak cair,” kata Dini.
“Sedih lah. Cuma, penyebahnya apa, kita belum tahu. Tapi pas dijelaskan, ya itu. Ada pengurangan kuota. Sedang diusahakan juga dari pihak PGRI (untuk pengajuan kembali),” tambah dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/04/20184981/kuota-dana-hibah-dipangkas-guru-mau-berbagi-rezeki-tapi-kok-enggak-cair