JAKARTA, KOMPAS.com - Faktor ekonomi menjadi alasan utama pria berinisial KP (50) nekat menjadi pengedar narkoba di wilayah Tebet, Jakarta Selatan.
“Motif yang bersangkutan (KP) menjual ini (narkoba) karena faktor ekonomi, butuh uang dengan cara instan,” ujar Kapolsek Tebet Kompol Murodih saat jumpa pers, Rabu (8/5/2024).
Murodih mengatakan, KP mengaku lebih mudah mencari uang dengan cara mengedarkan narkoba ketimbang berdagang barang lain.
“Berdasarkan pengakuan pelaku, uang paling gampang dicari dengan berjualan barang tersebut (narkoba),” tutur Murodih.
Maka dari itu, KP sudah menjadi pengedar sabu sejak tahun lalu.
“Dari 2023 dia sudah jadi pengedar. Sebelumnya, dia pengguna (narkoba) juga dan masuk dalam kategori pengguna berat,” ungkap Murodih.
Diberitakan sebelumnya, Polsek Tebet menangkap pria berinisial KP (50) atas dugaan pengedaran narkotika.
Ia ditangkap di rumah kosnya, di Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024). Saat diciduk, polisi menemukan barang bukti sabu seberat 488,87 gram.
Sabu itu ditaruh di enam plastik klip besar dan rencananya akan ditimbang ulang pelaku sebelum diedarkan.
Adapun KP mendapatkan barang haram tersebut dari seseorang yang sebelumnya tak ia kenal.
KP mengaku mulanya ia ditelepon oleh seorang pria yang diketahui bernama Irfan Maulana alias Kebod.
KP kemudian diminta Kebod untuk mengambil sabu di sebuah paper bag yang terletak di dekat tong sampah pinggiran Kali Ciliwung, Cilincing, Jakarta Utara.
Setelah diambil dan dibawa pulang tersangka, aksi KP lalu dibongkar oleh Unit Reskrim Polsek Tebet.
Anggota Polsek Tebet disebut telah melakukan pengintaian sejak tiga dua hari sebelum KP ditangkap.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/05/08/14330061/faktor-ekonomi-jadi-alasan-pria-50-tahun-di-jaksel-nekat-edarkan-narkoba