Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudi Diduga Bandar Pil Koplo

Kompas.com - 12/06/2008, 08:37 WIB

CILANDAK, KAMIS - Pemilik permen koplo Happy Five, Rudi Muchtar, yang dinyatakan buron oleh Polsektro Cilandak, Jakarta Selatan, diduga bandar atau pengedar karena permen koplo yang dibawanya cukup banyak (lebih 30 butir). Kasus ini makin rumit karena istri Rudi, Sri, menghilang.

Dugaan Rudi sebagai bandar dibenarkan Kepala Satuan Narkoba Polrestro Jakarta Selatan Kompol Sutrisno. "Kalau dia cuma pemakai, jumlah barangnya (Happy Five) tidak sebanyak itu. Paling cuma satu-dua butir saja. Kami menduga dia pengedar. Dengan bantuan anggota Polrestro Jakarta Utara kami masih mencari Rudi," katanya, Rabu (11/6).

Polrestro Jakarta Selatan bekerja sama dengan Polrestro Jakarta Utara karena ada dugaan Rudi mendapatkan Happy Five dari bosnya yang tinggal di wilayah Jakarta Utara.

Seperti diberitakan, pil-pil koplo jenis Happy Five yang dibawa Rudi jatuh ke tangan anaknya, Rida Wahyu (6), dan dibagikan ke teman-teman sekolah Rida di TK Sekar Bangsa, Pondok Labu. Akibatnya, Rida dan empat temannya terkontaminasi psikotropika.

Kepergian Sri dan Rida tidak diketahui para tetangga. Pada Selasa (10/6) siang, Sri masih ada di rumah. Diduga dia pergi setelah Rida diizinkan pulang dari rumah sakit pada Selasa malam. Sedangkan Rudi menghilang sejak Senin lalu atau beberapa jam setelah Rida dan teman-temannya sempoyongan akibat mengonsumsi Happy Five miliknya.

Pantauan Warta Kota, rumah Rudi-Sri di Kampungpulo, Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Rabu pagi,  sepi. Empat pasang sandal ada di depan pintu rumah berukuran sekitar 5 m x 10 m itu. Namun, ketika pintu diketuk, tak ada sahutan dari dalam.

Beberapa tetangga Rudi mengaku tidak tahu keberadaan Rudi-Sri maupun keempat anaknya. Menurut Purwanto, sekretaris RT di tempat tinggal Rudi, pada Rabu pagi warga sudah tidak melihat Sri dan anak-anaknya. "Kami tidak tahu ke mana mereka pergi. Kalau kami tahu, pasti kami cegah karena justru membuat masalah semakin rumit," katanya.

Menurut Purwanto, Rudi jarang bergaul. "Diundang arisan sebulan sekali pun tidak pernah mau datang," ujarnya.

Dia juga mengatakan, Rudi mempunyai enam anak, empat dari pernikahan terdahulu dan dua anak dari pernikahannya dengan Sri. Dua anak Rudi dari pernikahan terdahulu tinggal bersama Rudi dan Sri.

Kapolsektro Cilandak Kompol Makmur Simbolon mengatakan, Rudi harus bertanggung jawab tentang keberadaan permen koplo Happy Five. Oleh karena itu, polisi mengimbau Rudi secepatnya menyerahkan diri. Namun, polisi juga tidak tinggal diam untuk menemukan pria yang bekerja sebagai sopir truk tersebut. "Kami akan memburunya," ujarnya.

Menurut Makmur, upaya polisi menemukan Rudi sudah dilakukan ke tempat-tempat yang biasa dia kunjungi, antara lain tempat kerja Rudi di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Juga ke sejumlah rumah famili maupun rumah kawan-kawan dekat Rudi di Jakarta dan sekitarnya. Namun, Rudi tidak pernah muncul di tempat-tempat itu sejak kasus lima murid TK Sekar Bangsa keracunan permen koplo miliknya, Senin (9/6).

Tinggalkan RS

Sementara itu, lima murid TK korban permen koplo yang ternyata mengandung zat psikotropika sudah diizinkan meninggalkan RS Fatmawati. Adrian (6), murid TK B adalah yang paling akhir meninggalkan RS. Anak kedua dari dua bersaudara yang gemar makan permen ini menyantap lima permen koplo atau paling banyak di antara empat kawannya.

Seorang perawat RS Fatmawati menuturkan, Adrian merupakan murid TK Sekar Bangsa yang terakhir meninggalkan RS. Adrian dinyatakan sembuh meski harus istirahat untuk memulihkan kondisi tubuhnya. "Semalam (Selasa malam) Adrian pulang karena orangtuanya meminta dan memang sudah sehat," ujarnya.

Kepala TK Sekar Bangsa, Maria Suprapti alias Ati, kemarin memberi kelonggaran kepada kelima muridnya yang terkena musibah itu. Pihak sekolah mengizinkan mereka tidak masuk sekolah sampai betul-betul sembuh. Ati mengatakan, permen koplo yang dibawa seorang anak didiknya, Rida Wahyu, merupakan oleh-oleh ayahnya dari luar kota. Hal ini dia ketahui dari pernyataan sang ibu, Sri, saat di RS.

"Biasalah ibu-ibu kalau suaminya habis dari luar kota, beres-beres tas. Tapi, saya tidak menanyakan luar kotanya di mana. Saat itu dia menemukan permen cokelat itu. Karena takut meleleh dimasukkan ke kulkas. Dia mengira permen tersebut oleh-oleh untuk anaknya, Rida," ujar Ati. Ati mengaku sempat bertanya langsung perihal permen itu kepada ayah Rida, Rudi, namun Rudi tidak kooperatif. Rudi menolak memberikan keterangan kepada pihak sekolah dan berpesan agar berhubungan dengan istrinya saja , Ny Sri, jika ada sesuatu dengan anaknya.

"Bapaknya Rida tidak kooperatif. Ketika saya tanya, apakah benar permen ini dari dirinya, kemarahan Rudi memuncak. Dia mengatakan bahwa saya menuduhnya dan dia tidak ada waktu mengurusi hal seperti ini sebab harus bekerja. Saya heran kenapa dia marah, padahal anaknya juga jadi korban," ujar Ati. Setelah itu, Rudi langsung meninggalkan ruang kepala sekolah dan menghilang hingga kini. (yos)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com