Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSCM Usir Pasien Miskin

Kompas.com - 17/07/2008, 09:17 WIB

JAKARTA, KAMIS - Rumah  Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat, mengusir sekitar 30-an pasien peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jankesmas) dan keluarganya, Rabu (16/7). Pengusiran itu membuat para pasien yang sebagian besar berasal dari luar Jakarta terlunta-lunta.

Para pasien Jankesmas tersebut antara lain adalah pengidap tumor, ginjal, dan katarak. Mereka berasal dari luar Jakarta, seperti Palembang, Lampung, Sukabumi, Indramayu, Serang, Bogor, dan Depok. Para pasien tersebut dirujuk ke RSCM dari rumah sakit setempat.

Sejumlah pasien dan keluarga pasien mengaku sudah sekitar dua bulan berada di RSCM dan tinggal di ruangan kosong di Lantai 1 Gedung Irna B. Mereka bertahan di tempat itu karena mereka tak mungkin mondar-mandir ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan maupun pengobatan di RSCM.

Namun, pada Rabu sekitar pukul 10.00, dua petugas satgam dan karyawan RSCM mendatangi "ruang penampungan" tersebut. Mereka menyuruh 30 pasien Jankesmas dan keluarganya meninggalkan ruangan itu. Pihak RSCM beralasan, Gedung Irna B termasuk "ruang penampungan" akan direnovasi. Namun, pihak RSCM tidak memberi jalan keluar bagi pasien dan keluarga pasien Jankesmas tersebut.

Dindin (40), keluarga pasien, mengatakan, dirinya menempati ruangan kosong itu karena tak punya pilihan lain. Dindin adalah kerabat Fatimah (50), penderita katarak asal Lohbener, Indramayu, yang sejak sebulan lalu menjalani rawat jalan di RSCM.
Menurut Dindin, Fatimah menjalani rawat jalan karena tak mendapat kamar di RSCM. Pihak rumah sakit, kata Dindin, berdalih, ruangan penuh dan jumlah perawat tilak cukup untuk mengurusi pasien Jankesmas. "Kami terpaksa berobat jalan dan menginap di Lantai 1 Irna B karena kalau bolak-balik ke kampung biayanya besar," paparnya.

Menurut Dindin, tak ada kerabat di Jakarta yang rumahnya bisa dia tumpangi. Di RSCM, ada tempat khusus bagi keluarga pasien dari luar kota maupun pasien rawat jalan dari luar kota. Tempat itu adalah Rumah Singgah di lingkungan RSCM dengan tarif Rp 15.000 per hari. Dindin mengaku tak punya uang untuk menyewa kamar di  Rumah Singgah.

"Duit dari mana untuk menyewa Rumah Singgah, kami berobat ke RSCM supaya memperoleh pengobatan yang biayanya ringan," kata Dindin.

Dindin menambahkan, ruangan kosong di lantai itu jadi pilihan terakhir. Selain Dindin dan Fatimah, sejumlah pasien Jankesmas dan keluarganya juga tinggal di ruangan tersebut. Mereka tidur di lantai beralaskan tikar dan berselimutkan sarung. "Untuk mandi dan buang air kami melakukannya di kamar mandi yang ada di lantai itu," ujarnya.

Menurut dindin, di ruangan itu pula pasien dan keluarga pasien menyimpan kardus-kardus dan tas berisi pakaian maupun bahan makanan. Seorang pasien pria yang dipasangi kateter menggunakan baskom untuk menampung cairan yang keluar lewat selang kateter.

Siti Hanifah (48), penderita tumor di perut, telah 23 hari tinggal di RSCM ketika kemarin pagi diusir petugas satpam. Selama di Jakarta, Siti ditemani suaminya, Darsono (51). Pasangan petani asal Lampung Timur tersebut merupakan pasien rujukan dari RS Abdoel Moeloek, Bandar Lampung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com