Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSCM Usir Pasien Miskin

Kompas.com - 17/07/2008, 09:17 WIB

"Saya dan istri ke RSCM atas rujukan dokter RS Abdoel Moeloek. Tetapi, sampai di sini dokter cuma me-rontgen perut istri saya dan memberi obat batuk. Sampai sekarang juga nggak ada kabar lanjutan dan kapan operasi dilakukan," keluh Darsono.

Seperti Dindin, Darsono bertahan di Jakarta karena tak punya uang untuk mondar-mandir Jakarta-Lampung. Darsono bahkan bertekad pantang pulang sebelum sang istri sembuh. "Untuk keperluan sehari-hari selama di RSCM saya sudah habis sekitar Rp 1 juta," kata ayah enam anak tersebut.

Menurut Dindin, dia dan beberapa keluarga pasien Jankesmas pernah menemui staf Humas RSCM untuk meminta diberi ruangan yang memadai. "Tapi jawabannya tidak bisa karena seluruh ruangan sudah penuh," ujarnya. Padahal, kata Dindin, sejumlah keluarga pasien Jankesmas mendapati beberapa ruang di gedung Irna A kosong.

Mengungsi

Ketika diusir petugas RSCM, para pasien Jankesmas dan keluarganya mengungsi ke kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta yang berjarak sekitar 200 meter dari RSCM. Mereka membawa serta barang-barang milik mereka yang diwadahi kardus maupun tas. Sebagian pasien mengungsi ke kantor LBH dengan ojek.

Di kantor LBH, sejumlah keluarga pasien membuat pengaduan tertulis. "Kami berharap LBH Jakarta akan membantu kami menyelesaikan masalah kami. LBH Jakarta membolehkan kami untuk menginap sekitar satu minggu di lantai satu gedung LBH Jakarta," ujar Dindin.

Pengacara Publik LBH Jakarta, Febi Yonesta, mengatakan, pengusiran para pasien Jankesmas oleh RSCM akan diadukan ke Komnas HAM. Selain itu, kata Febi, pihaknya akan mengirimkan surat ke RSCM untuk menanyakan jalan keluar terbaik atas masalah tersebut. "Upaya kesehatan tidak hanya penyembuhan saja, tetapi juga pemulihan. Kalau mereka tidak memperoleh ruang dan pengobatan yang baik, bagaimana mereka bisa sembuh?" katanya.

Secara terpisah, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia dr Marius Widjayarta mengatakan, peristiwa yang terjadi di RSCM pada Rabu pagi itu harus dilihat dengan jernih. Perlu dicari tahu dulu, apakah para pasien itu telah menjalani rawat inap atau belum. "Jika para pasien itu belum menjalani rawat inap, maka tidak tepat jika RSCM disalahkan," katanya semalam.

Namun, jika yang terjadi adalah pasien yang menjalani perawatan (rawat inap) diusir, maka RSCM telah bertindak salah. "Saya juga akan memprotes keras jika pasien yang telah dirawat diusir dari rumah sakit," ujar Marius.

Marius menambahkan, jika peristiwa itu terjadi karena kekurangan ruangan, maka yang perlu diperbaiki adalah sistem rujukan. Pasalnya, selama ini RSCM merupakan pusat rujukan dari seluruh rumah sakit di Indonesia. Padahal, kapasitas RSCM terbatas. "Seharusnya rumah sakit daerah tidak selalu merujuk ke RSCM, bisa juga ke rumah sakit lain di Jakarta," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com