Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paspampres Larang Acara Nganggung

Kompas.com - 29/07/2008, 19:00 WIB

PANGKALPINANG, SELASA - Persiapan menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hampir sempurna. Paspampres pun sudah berkeliaran di sekitar masjid mengawasi persiapan kedatangan pemimpin negeri ini. Di masjid ini para pekerja sedang mendirikan tenda untuk tamu yang bakal mengikuti perayaan Isra Mi'raj berskala nasional ini.  Hanya saja peringatan Isra Mi'raj tahun ini warga Tuatunu Kecmatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang tidak bisa menggelar tradisi makan bersama di masjid (Nganggung).

Tak saja pihak paspampres, warga Desa Tuatunu Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang pun mulai sibuk menanti kedatangan RI 1 itu. Pada Selasa (29/7) hampir di sepanjang jalan menuju Masjid Raya Tuatunu Indah terlihat warga  membersihkan pekarangan rumahnya.

Kedatangan Presiden SBY mempunyai arti sendiri bagi masyarakat Tuatunu. Riani, warga Tuatunu yang rumahnya tepat di depan Masjid Raya Tuatunu, Selasa (29/7) mengaku sangat antusias ingin melihat Presiden SBY dari dekat.

"Kami bangga desa kami dikunjungi presiden. Siapa yang menyangka presiden mau datang ke desa terpencil seperti ini. Kami akan menyambut SBY dengan sebisa kami. Biasanya hanya bisa liat di televisi, sekarang bisa lihat langsung. Tapi sayangnya acaranya malam hari," tutur Riani.

Zurman Lurah Tuatunu menjelaskan semua persiapan menyambut kedatangan presiden ditangani pemerintah kota. Pihaknya hanya menyiapkan tempat saja. "Persiapan sepertinya sudah sesuai rencana, kita hanya bertugas menjaga ketertiban dan kebersihan desa saja. Kita mengintruksikan agar warga disepanjang jalan raya Tuatunu ini bergotong royong membersihkan jalan-jalan dan pekarangan rumahnya agar nanti terlihat lebih rapi," kata Zurman.

Namun dari semua persiapan yang dilakukan menyambut kedatangan orang nomor 1 di Indonesia ini dalam rangka Isra Mi'raj, ada suatu hal yang tidak biasa dilakukan warga, yaitu tradisi "nganggung".

Biasanya setiap ada acara peringatan hari besar agama, warga Tuatunu menggelar doa bersama di masjid yang kemudian diikuti dengan acara nganggung. Acara adat ini adalah identitas budaya masyarakat Babel.

"Nganggung tidak dimasukkan pada acara tersebut. Pada pertemuan dengan gubernur kemarin dari paspampres tidak menyetujui acara tersebut karena tidak sesuai dengan aturan main dalam standar pengamanan presiden. Kita sudah sepakat nganggung tidak dilaksanakan, masyarakat pun memakluminya," kata Zurman.

H Usman, pengurus Masjid Raya Tuatunu kepada harian ini mengatakan bahwa persiapan memang dilakukan oleh panitia dari pemerintah kota. Pihak pengelola masjid hanya berperan memberi petunjuk fasilitas apa saja yang bisa digunakan seperti tempat Wudhu, dan WC yang bisa digunakan.

"Kita bersyukur presiden sudah mau datang kesini. Biarpun nganggung tidak dibolehkan tetapi kami sudah merasa cukup diistimewakan. Meskipun sebenarnya perayaan ini tidak lengkap tanpa nganggung, karena nganggung sendiri adalah suatu yang istimewa yang hanya dijumpai di Babel," ungkap Usman. (Bangka Pos/mg1)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com