Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Koordinasi antara Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur

Kompas.com - 13/08/2008, 07:32 WIB

LARANTUKA, RABU-Tidak ada koordinasi dan kerjasama antara Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur (Flotim) menyebabkan pembangunan di daerah itu tidak berjalan sesuai visi dan misi kedua pejabat itu. Sejumlah proyek yang dikerjakan sejak tahun 2006 sampai saat ini dibiarkan terlantar.

Persoalan paling mendesak yang perlu segera ditangani adalah buruknya ketersediaan infrastruktur jalan dan jembatan di sejumlah daerah terutama di pedalaman Pulau Adonara dengan jumlah penduduk hampir 110.000 jiwa. Padahal, daerah pedalam Pulau Adonara adalah masa depan Kabupaten FloresTimur.

Tiga kecamatan di pedalaman Adonara yakni Wotan Ulumado, Adonara Tengah, dan Adonara Barat seakan terkurung dari dunia luar karena tidak ada ruas jalan untuk kendaraan roda dua dan roda empat yang melintasi daerah itu.

Wakil Ketua DPRD Flores Timur Nusa Tenggara Timur, Markus Suban Bethan di Larantuka, Rabu (13/8) mengatakan, keretakan hubungan antara bupati dan wakil bupati Flores Timur menyebabkan pembangunan di daerah itu macet total. Padahal, masa jabatan kedua pejabat ini berakhir 2010. Jika ketegangan hubungan terus berlanjut maka selama 5 tahun kedua pejabat memimpin Flores Timur tidak mendatangkan kesejahteraan yang berarti bagi masyarakat.

Kepala Desa Panadai Kecamatan Wotan Ulumado, Flores Timur Wenseslaus Woda menambahkan, Desa Panadai merupakan desa paling terpencil dan terbelakang di Pulau Adonara. Padahal, desa ini merupakan "gudang" kopi, kemiri, cengkeh, pinang, vanili, dan kelapa bagi Flores Timur. "Banyak hasil perkebunan seperti kopi, pinang, cengkeh, kelapa, dan kemiri dibiarkan sampai membusuk dipohon karena masyarakat tidak mampu memikul hasil hasil tersebut ke pasar tradisional yang jaraknya sampai 15 km," kata Woda.

Ruas jalan Panadai -Waiwerang pernah digusur tahun 2007 tetapi tidak dipadatkan sehingga saat musim hujan tiba ruas jalan itu hancur. Longsor terjadi di lima titik sehingga pejalan kaki pun tidak dapat melintasi ruas jalan tersebut. Woda mengatakan, hampir seluruh warga desa Panadai tahu ada keretakan hubungan antara bupati dan wakil bupati Flores Timur.

Keduanya saling mencari massa pendukung sendiri-sendirdenga gaya dan cara tersendiri pula. "Kalau wakil bupati sibuk membangun kerjasama dengan para pengusaha dan kontraktor, bupati sibuk menggali legenda dan cerita tradisional sebagai bagian dari program pembangunan yang berbasis budaya," katanya. Woda berharap, sebelum berkhirnya masa jabatan kedua pejabat ini ruas jalan antara Waiwerang - desa Panadai sudah dibangun. (KOR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com