Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman BMW Kembali Penuh Gubuk

Kompas.com - 13/11/2008, 06:15 WIB

JAKARTA, KAMIS - Warga kini makin nekat saja membangun gubuk di Taman Bersih Manusiawi dan Berwibawa atau BMW, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Meski sudah dua kali digusur, yang diikuti pemagaran taman, gubuk yang dibangun warga muncul lagi.

Pada Rabu (12/11), misalnya, jumlah gubuk yang dibangun sudah lebih banyak dibandingkan dengan bulan lalu, yakni sekitar 200 gubuk. Di sisi selatan rel kereta api ruas Ancol-Tanjung Priok atau sisi utara Taman BMW berderet belasan gubuk reyot yang dibangun seadanya.

”Memang tidak ada pilihan lain bagi kami kecuali tetap bertahan di sini. Kami sudah sepakat untuk tidak pindah sampai ada kebijakan dari pemerintah menyediakan tempat tinggal lain sebagai penggantinya,” kata Wawan (34), pemukim yang bekerja sebagai buruh serabutan.

Pria asal Brebes, Jawa Tengah, ini menempati gubuk kecil bersama saudaranya. Tidak hanya membangun di sisi taman, tetapi sebagian warga juga membangun di tengah taman. Mereka memulung puing-puing bangunan dan barang bekas lainnya akibat penggusuran sebelumnya lalu menumpuknya di sekitar gubuk.

Zarkoni (38), warga lain, menjelaskan, sebenarnya mereka ingin mencari kos, tetapi biayanya mahal. Wawan dan Zarkoni pernah mencari kos atau kamar kontrakan di sekitar Papanggo, Warakas, dan Tanjung Priok.

”Biaya kontrakan terendah Rp 250.000 sebulan. Mustahil bisa kami tebus secara rutin,” kata Zarkoni, yang dengan memulung mendapat Rp 20.000 per hari.

”Sebetulnya kami tidak pernah minta menjadi orang miskin. Aparat hanya tahu mengusir, tapi tidak mampu mengayomi orang- orang seperti kami ini. Apa jalan keluar terbaik bagi rakyat yang tidak memiliki tempat tinggal seperti kami,” kata Ny Nur (33) dengan suara bergetar.

Hunian liar di Taman BMW itu sudah dua kali digusur, yakni pada 24 Agustus dan 8 Oktober. Pada penggusuran kedua banyak gubuk warga ludes dilalap api. Pada Rabu kemarin tampak jumlah gubuk bertambah banyak lagi. Warga tidak hanya membangun di tepi taman, atau rel kereta api, tetapi juga hingga di tengah taman seluas 26,5 hektar itu.

Padahal di pihak lain, Pemprov DKI Jakarta melalui dinas teknis terkait seperti Dinas Pertamanan dan Pekerjaan Umum sedang membangun pagar pengaman keliling taman. ”Kami akan terus berjuang sampai sebagian lahan ini diserahkan untuk warga,” kata beberapa ibu rumah tangga.

Kepala Suku Dinas Tramtib Jakarta Utara Sulistiarto mengatakan, penertiban terhadap sebagian hunian liar yang masih bertahan akan tetap dilakukan. Tidak ada toleransi karena taman adalah aset Pemprov DKI yang akan dikembalikan fungsinya sebagai taman. Pada sebagian lahan akan dibangun fasilitas olahraga skala internasional.

Humas PT Kereta Api Daerah Operasi Jakarta Akhmad Sujadi juga mengatakan, bangunan liar di sisi rel akan dibersihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com