Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Siswi SMP Jajakan Diri

Kompas.com - 27/12/2008, 04:40 WIB

Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakarta Barat Ajun Komisaris Sri Lestari mengaku belum mengetahui adanya kasus siswi sebuah SMP di Tambora yang menjajakan diri, baik di Kalijodo maupun Sunter. "Saya prihatin dengan kejadian ini. Saya akan mengecek kebenarannya," katanya, kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Sukesti Martono juga mengaku belum mengetahui kasus tersebut. "Saya akan pastikan dulu kebenarannya. Kalau bisa jangan disebarluaskan dulu," katanya, kemarin.

Peran orangtua

Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menduga para siswi sebuah SMP negeri di Tambora tersebut merupakan korban sindikat perdagangan manusia. "Saya menduga ini ada sindikatnya, mereka terus merekrut remaja hingga jumlahnya banyak seperti itu," ujarnya ketika dihubungi semalam.

Arist juga mengatakan, dari sisi kejiwaan, remaja sangat labil dan mudah dipengaruhi, termasuk dipengaruhi untuk berbuat di luar norma kesusilaan. Kaum remaja semakin mudah terpengaruh jika diiming-imingi hadiah berupa handphone dan uang. "Mereka itu belum mengerti benar apa yang mereka lakukan sehingga keperawanan tidak lebih mahal dari sebuah handphone. Terjadinya situasi ini juga (akibat) pengaruh konsumerisme di kalangan remaja," kata Arist.

Menurut Arist, usia remaja bukanlah usia yang harus terbebani dengan problem mendapatkan uang untuk hidup. Namun, akibat konsumerisme ataupun hedonisme, banyak remaja yang kini termotivasi mendapatkan uang dan barang yang lebih baik dari teman-temannya. Di sisi lain, sang orangtua tidak mau ataupun tidak mampu memenuhi tuntutan gaya hidup anaknya.

Dalam menghadapi anak usia remaja, kata Arist, orangtua harus memberikan perhatian lebih dan mendampingi anaknya dalam menghadapi konsumerisme. Para orangtua juga harus curiga ketika sang anak berubah gaya hidupnya, misalnya pulang malam atau punya banyak uang tanpa asal yang jelas. "Mungkin juga si anak ganti-ganti HP dan tidak lagi meminta uang jajan. Ini harus mendapat perhatian orangtua. Sesibuk apa pun orangtua, harus ada komunikasi dengan anak," kata Arist. (TOS/SAB)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com