Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Lion Air Sudah Pasrahkan Hidup atau Mati

Kompas.com - 23/02/2009, 23:26 WIB

BATAM, SENIN - Para penumpang Lion Air yang tak dapat mengeluarkan roda depan untuk pendaratan di Bandara Hang Nadim, Batam petang tadi mengaku sudah menyerahkan nasibnya kepada Tuhan. Apalagi menjelang detik-detik pendaratan darurat yang dramatis.   

"Benar-benar sudah pasrah saya saat pesawat itu akan landing mas. Saat melihat keluar sudah gelap semua. Semua penumpang berteriak histeris. Kedua anak saya ini saya pengang erat-erat. Tidak ada lagi pikiran saya kecuali benar-benar pasrah kepada tuhan saat itu," kenang Fitra kepada Tribun Batam sambil mengendong dua orang anaknya yang masih berumur 9 bulan dan 2 tahun.

Fitra menceritakan, pada saat akan berangkat dari bandara Polonia, Medan ia sudah merasa curiga bahwa pesawat yang ditumpanginya itu ada kerusakan. Awalnya pesawat yang ditumpanginya tersebut harusnya berangkat dari Medan ke Batam pukul 13.00. Akhirnya tanpa pemberitahuan dari pihak maskapainya pesawat tersebut di berangkatkan pada pukul 16.30 WIB.

"Pada saat pesawat itu akan terbang meninggalkan bandara Polonia Medan bunyi ban depan nya pada saat masuk ke dalam badan pesawat itu bergetar-getar. Getarannya keras bang hingga terasa oleh para penumpang dalam pesawat itu," jelasnya.

Ketika pesawat tidak bisa landing di bandara Hang Nadim, Batam karena ban depan tak keluar, empat pramugari sudah terlebih dahulu memberitahukan penumpang agar jangan panik. Para pramugari memberitahukan para penumpang agar tidak panik dan diharapkan tenang. Bahkan, para penumpang di perintahkan untuk melepaskan sepatu dan sendal yang di pakainya. Anak-anak yang ada dalam pesawat tersebut langsung di pasangkan pelampung.

Berbeda dengan ibu Rika yang saat itu tempat duduknya berada di urutan nomor dua paling depan sambil membawa dua orang anak dan dua orang cucunya yang masih kecil-kecil. Ia sempat minta pada Tuhan saat itu bahwa dia sudah benar-benar pasrah dengan kejadian tersebut.

"Saya minta pada Tuhan kalau memang umur saya sampai di sini saya pasrah Tuhan, tetapi tolong selamatkan anak dan dua orang cucu saya yang masih kecil-kecil ini," ujarnya. 

Saat pesawat itu landing bunyinya keras sekali. Suasanya makin kalut saat ditambah dengan teriakan penumpang yang histeris.

"Karena saya berada di urutan paling depan jadi getaranya terasa sekali," kenangnya. Beruntung pilot piawai mendaratkan pesawat sehingga Rika beserta anak cucunya dan penumpang lainnya masih bisa bernapas lega.(APR/Tribun Batam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com