Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol JORR II Mendesak Direalisasikan

Kompas.com - 27/03/2009, 03:50 WIB

Masyarakat Bodetabek sejak lama mengeluh soal kemacetan yang semakin parah. Warga Kota Depok yang setiap hari melintasi Jalan Raya Bogor, Jalan Margonda, Jalan Sawangan, dan Jalan Cinere Raya, misalnya, mengeluh karena jalan utama di kota itu selalu macet. Jalan-jalan itu sempit dan tak mampu menampung kendaraan.

Keadaan serupa dialami warga Bodetabek lainnya, yang sudah gerah dengan kemacetan seakan tanpa solusi. Warga Bodetabek harus bangun dan berangkat lebih awal jika tidak ingin terjebak macet di Jakarta.

JORR II

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Departemen Pekerjaan Umum dua tahun lalu merilis rencana pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) II di kawasan Bodetabek.

JORR II mengitari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, lalu menembus kawasan Kunciran dan memotong Jalan Tol Tangerang-Kebon Jeruk, terus ke arah Serpong di Tangerang Selatan, menyambung ke Cinere hingga memotong Jalan Tol Jagorawi. Dari Cimanggis, JORR II menyambung ke arah Cibitung, dan terus ke Tanjung Priok. Di sini JORR II menyambung dengan jalan tol dalam kota yang ke arah bandara (lihat peta).

 

JORR II diharapkan menjadi salah satu solusi kemacetan lalu lintas. Kendaraan berat yang akan ke Pelabuhan Tanjung Priok sebetulnya tak perlu masuk ke dalam kota dan memadati jalan di Jakarta jika JORR II terealisasi. Intinya, pembangunan jalan tol lingkar luar II ini akan membantu mengurangi kepadatan lalu lintas Jakarta dan Bodetabek.

Untuk daerah-daerah yang sudah berkembang secara komersial, pemerintah menggandeng investor swasta untuk membangun jalan tol baru.

Gairah investor menggarap JORR II ini cukup besar. Dari enam ruas tol JORR II, empat di antaranya memiliki perjanjian kontrak.

Namun, Kepala BPJT Nurdin Manurung mengakui, hingga kini investor jalan tol menghadapi problem yang sama, yaitu masalah pembebasan tanah.

Reformasi peraturan belum dapat diimplementasikan di lapangan. Tak ada kepastian soal harga dan waktu pengadaan tanah yang menjadi pokok persoalan selama ini. Akibatnya, tingkat kelayakan investasi jalan tol menurun dan waktu konsesi berkurang.

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com