Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Selamat, Bayi Dua Bulan Hanyut

Kompas.com - 27/03/2009, 13:36 WIB

KOMPAS.com — Suara gemuruh seperti hujan deras terdengar jelas saat Yusnita sedang bergegas bangun dan menyusui anaknya, Edelweis (2 bulan). Jarum jam menunjukkan pukul 04.30 WIB. Setelah menyusui, ia melihat air masuk rumahnya hingga sebatas pinggang dengan suara bergemuruh.

Bergegas menyelamatkan anak perempuan dan pembantunya, Yusnita naik ke atap rumah karena air semakin deras arusnya. Suasana gelap dan ia tertatih membawa Edelweis, yang biasa dipanggil Baby, yang digendongnya.

Setelah berada di atap genteng, ia dan pembantunya beserta Baby masih merasa waswas. Suasana masih gelap, arus air semakin deras, lalu tiba-tiba rumah kontrakannya roboh. Ia sempat terjepit di antara reruntuhan dan air menerjang setiap rumah di sekelilingnya.

Sejak saat itulah, ia tak lagi merasakan buah hatinya berada di pelukannya. "Saya usaha melepaskan diri dari reruntuhan atap dan ikut hanyut arus air. Yang ada di pikiran saat itu cuma bisa selamat," katanya.

Saat terhanyut, ia melihat ada batang pohon kelapa dan naik ke atasnya. "Saya juga lihat tetangga saya yang lain ikut hanyut, tapi tak bisa menolong," ujarnya sembari terisak.

"Saya ikuti arah arus terus saya terdampar di kompleks di perumahan Permata Permai, Pasar Jumat," ujar ibu yang ditinggal suaminya pergi ke luar negeri ini.

Saat terdampar, ia hampir pingsan, tetapi dapat menepi. Lalu ia merasakan batang kelapa yang dinaikinya menyentuh reruntuhan rumah dan tersangkut. Saat itulah ada tangan yang meraihnya saat ia hampir tak sadarkan diri.

Setelah sadar, ia dikenali oleh seseorang dan diantar ke STIE Ahmad Dahlan untuk kembali mencari bayinya. 

Yusnita tinggal di RT 4 RW 8 persis di belakang danau kecil di belakang UMJ dan STIE Ahmad Dahlan. Saat ini, ia masih mencari anak semata wayang yang lepas dari gendongan setelah disusui. Sementara itu, ia hanya berpasrah sambil terus berharap, bayi mungilnya dapat ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com