JAKARTA, KOMPAS.com — Tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati kesulitan menemukan data pembanding untuk mengidentifikasi dua mayat yang masih bersemayam di tempat itu. Data pembanding yang selama ini diajukan oleh warga ternyata tidak cocok dengan jenazah yang dinamakan Mrs X dan An X (anak).
"Yang sulit itu data pembanding saat dia masih hidup. Kami memang sudah mengambil sampel, seperti data gigi dan sidik jari. Sidik jari biasanya kan ada di SIM atau ijazah. Kalau fisik sudah sulit dikenali karena ini sudah hari keempat," kata Kepala Instalasi Forensik dan Perawatan Jenazah RSUP Fatmawati Andriani Spf kepada wartawan, Senin (30/3).
Cara lain untuk mengidentifikasi jenazah bisa dilakukan dengan metode deoxyribo nuleic acid (DNA). Akan tetapi, uji DNA baru akan dilakukan jika tahapan-tahapan tes (seperti tes gigi dan sidik jari) telah dijalani.
Hingga Senin pukul 10.30 belum ada warga yang mengaku sebagai keluarga Mrs X dan An X. Untuk mudah dikenali, foto keduanya saat ini dipampang di papan daftar korban Situ Gintung di IFPJ RSUP Fatmawati. Mrs X memiliki ciri khusus ada celah di antara kedua gigi serinya, sedangkan An X berusia 2-5 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.