Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dita, di Manakah Kau Berada?

Kompas.com - 01/04/2009, 05:08 WIB

Iwan (30), korban lain tragedi Situ Gintung, juga mengatakan, salah satu alasan kenapa ia tetap bertahan di tempat pengungsian karena adik perempuannya, Retno Wulandari (20), yang hanyut dan hilang sejak peristiwa Jumat dini hari itu, belum juga ditemukan tim SAR.

”Ia mungkin sudah meninggal dunia. Akan tetapi, kami ingin melihat jasadnya,” kata Iwan yang tinggal di rumah kontrakan di RT 04 RW 08 Kelurahan Cireudeu, sekitar 500 meter dari tanggul Situ Gintung. Bersama seorang kakaknya, Iwan menghuni rumah sewaan bertetangga dengan Retno, yang tinggal bersama suaminya.

”Saya dekat dengan adik saya itu karena bekerja membantu suaminya, Sukamto, di sebuah perusahaan konstruksi bangunan,” kata Iwan lagi. Sukamto sudah ditemukan tewas setelah hanyut di hari bencana.

Ditemui sedang melamun di emperan gedung Fakultas Kedokteran UMJ, Iwan sendiri belum sembuh dari luka-luka setelah terseret air bah Situ Gintung. Beberapa bagian di lengan dan ibu jari salah satu kakinya tampak terbungkus perban.

Sakit, letih, sedih, dan syok, trauma. Itulah kondisi umum para pengungsi korban jebolnya tanggul Situ Gintung.

”Bantuan memang melimpah. Kami tak pernah kekurangan makanan,” kata Ahmad Alifudin (23), korban lain yang juga warga RT 04 RW 08 Kelurahan Gintung. Pemuda yang rumahnya hancur dan dua adik dan keponakannya tewas kini mengungsi di rumah seorang kerabat di Kelurahan Poncol yang selamat dari bencana.

Akan tetapi, lanjut Alifudin, ia lelah dijadikan tontonan dan ditanya-tanya pejabat yang terus berdatangan. Ia sebal melihat orang-orang yang datang hanya untuk menonton korban dan berfoto-foto di tanggul yang jebol. ”Kami masih syok dan trauma. Kalau terus diganggu, kami jadi mudah emosional dan marah,” kata Alifudin lagi. Dengan kata lain, ia dan korban lain memerlukan ketenangan.

Karena itu, mari akhiri memperlakukan Situ Gintung dan para korbannya sebagai obyek wisata. Juga, stop berbagai kunjungan pejabat, politisi, dan selebritas yang tak diperlukan.

Biarkan para relawan melayani para korban dan tim SAR mencari dan menemukan para korban yang hilang tanpa gangguan. Itulah satu-satunya hal yang paling diharapkan para korban selamat, yang sabar menunggu di tempat-tempat pengungsian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com