Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari Sebut Pejabat Negara

Kompas.com - 12/05/2009, 08:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidikan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen, yang melibatkan Ketua KPK (saat itu) Antasari Azhar, mulai beralih haluan. Selain motif asmara, penyidikan juga terkait soal dugaan korupsi di tubuh sebuah perusahaan BUMN yang sedang ditangani Antasari.

Sebanyak 35 pertanyaan dilontarkan penyidik ke Antasari. ”Difokuskan soal tanggung jawab sebagai Ketua KPK, lalu ditanya juga tentang koordinasi dengan (pimpinan KPK) yang lain,” papar Juniver Girsang yang ditemui seusai mendampingi Antasari dalam pemeriksaan keempat, Senin (11/5) malam.

Semua pertanyaan penyidik dijawab Antasari, termasuk tentang laporan Nasrudin soal dugaan korupsi di tubuh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), yang tak lain induk PT PRB. Dalam pengaduannya itu, Nasrudin memberikan sejumlah nama pejabat negara yang diduga korupsi kepada Antasari.

Kepada penyidik, Antasari mengatakan bahwa dia memiliki dokumen-dokumen yang diberikan Nasrudin soal dugaan korupsi itu. ”Ada beberapa nama (pejabat negara yang terlibat), cuma Antasari tidak mau sebutkan dulu, enggak etislah,” kata Hotma Sitompul, pengacara Antasari lainnya.

Pemberian dokumen-dokumen penting soal dugaan korupsi dari Nasrudin ke Antasari itu terjadi setahun lalu. Sejak itulah hubungan Antasari dengan Nasrudin semakin intens dan akrab. Antasari menyambut baik pengaduan Nasrudin soal dugaan korupsi itu, apalagi menyangkut pejabat negara.

Untuk itu, kata Juniver, semua informasi dari Antasari perlu dikaji kembali oleh pihak penyidik. Dokumen itu harus diteliti kebenarannya. Ketika ditanya apakah itu berarti arah penyidikan motif pembunuhan Nasrudin mulai beralih, Juniver mengatakan, ”Itu kewenangan penyidik.”

Dikatakan Juniver, jika memang nantinya motif pembunuhan Nasrudin, yang ditembak seusai bermain golf, beralih dari motif asmara ke masalah politik, maka pihaknya bersyukur. ”Kami berterima kasih. Itu artinya semuanya akan segera terbongkar,” ucap Juniver.

Selama pemeriksaan, Antasari berkeras bahwa dia tidak terlibat dalam rencana pembunuhan Nasrudin. Bahkan, kata Juniver, dalam berita acara pemeriksaan, Antasari membantah telah memberikan perintah kepada Sigid Haryo Wibisono mencari orang untuk mengeksekusi Nasrudin. 

Sebaliknya, Juniver menegaskan, Antasari cuma jadi korban dalam kasus tewasnya Nasrudin. Cinta segitiga yang melibatkan Antasari, Rani Juliani, dan Nasrudin sebenarnya cuma bumbu, Antasari pun siap jika dikonfrontasi dengan Sigid dan Wiliardi Wizar soal rencana pembunuhan itu. 

Terima perintah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com