Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Wakatobi dari Laut

Kompas.com - 05/06/2009, 03:56 WIB

Kehadiran bandar udara yang baru beberapa waktu lalu diresmikan penggunaannya itu setidaknya membuat Wakatobi tak terlalu bergantung pada penerbangan melalui lapangan terbang Maranggo di Pulau Tomia, yang sesungguhnya milik Wakatobi Dive Resorts. Kehadiran Bandara Matahora sekaligus meretas rute laut, yang biasanya ditempuh wisatawan pada umumnya ke Wakatobi.

Pada saatnya nanti, rute penerbangan lewat Bandara Matahora difokuskan dari Bali, Manado, dan Raja Ampat. Rute ini dipilih karena di tiga titik penerbangan itu sudah lebih dulu dikenal keindahan bawah lautnya oleh wisatawan asing dan lokal.

Dengan adanya bandara di pusat ibu kota kabupaten, Pulau Wangi-Wangi diharapkan bisa jadi pusat wisata baru yang tumbuh. Wisatawan umum yang lebih luas juga bisa menikmati pasir putih dan birunya laut, serta keindahan karang di pusat ibu kota tersebut.

Keunikan lain ada di perkampungan suku Bajo. Kanal-kanal yang mengitari perkampungan suku Bajo dilintasi perahu-perahu kayu yang jadi sarana transportasi untuk berbagai tujuan. Pemandangan orang-orang mengayuh dayung kayu di kanal-kanal yang cukup lebar itu seakan membawa angan berperahu di Venesia.

Dari Wangi-Wangi, pilihan wisata yang ditawarkan adalah Pulau Hoga di Kecamatan Kaledupa. Setidaknya perlu waktu kurang dari satu jam dengan kapal motor cepat untuk tiba di lokasi nan indah itu.

Suasana sunyi menyergap kawasan Pulau Hoga yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi. Pemerintah Kabupaten Wakatobi memang ingin membiarkannya tetap sunyi dengan tidak mengizinkan pulau ini dihuni secara permanen. Rumah-rumah kayu tersedia hanya sebagai penginapan, yang umumnya disinggahi banyak peneliti dan pelajar asing.

Veda Santiaji, Project Leader Joint Program The Nature Conservancy-WWF untuk Taman Nasional Wakatobi, mengatakan bahwa sumber daya alam di Wakatobi sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai laboratorium alam yang luar biasa. WWF mengidentifikasi delapan sumber daya alam penting di Taman Nasional Wakatobi.

Sumber daya alam itu meliputi terumbu karang, mangrove, lamun atau padang rumput laut (sea grass), daerah pemijahan ikan, mamalia laut, burung-burung migrasi, peneluran penyu, dan ikan-ikan pesisir. ”Tetapi, yang penting, Pemerintah Kabupaten Wakatobi harus tegas soal zonasi wilayah yang sudah disepakati,” kata Veda.

Sebagai kawasan taman nasional yang ditetapkan dengan SK Menhut No 393/Kpts-VI/1996 tanggal 30 Juli 1996, tentu Pemerintah Kabupaten Wakatobi mesti bisa membangun daerahnya tanpa mengusik taman nasional. Kekayaan laut mesti bisa ”dijual” untuk ekowisata, tanpa menafikan masyarakat kecil.

Wisata bahari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com