Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omni Tegaskan Sudah Maksimal Tangani Jayden dan Jared

Kompas.com - 14/06/2009, 07:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Rumah Sakit (RS) Omni Tangerang, Banten, menegaskan sudah memberi pelayanan dan penanganan maksimal terhadap bayi kembar Jared dan Jayden yang lahir prematur pada 24 Mei 2008 sehingga nyawa kedua bayi bersama ibunya, Juliana, bisa diselamatkan.

Demikian keterangan pers yang disampaikan Direktur RS Omni, Tangerang, dr Bina Ratna di Jakarta, Minggu (14/6).

Menurut Bina, Jared dan Jayden lahir 10 minggu sebelum waktu kelahiran normal karena Juliana sudah mengalami pecah ketuban. Namun, kelahiran bayi prematur seperti itu menghadapi berbagai risiko, apalagi kalau sampai mempertahankan posisi bayi dalam kandungan dengan harapan bisa lahir normal.

Dalam kasus Jared dan Jayden, dokter kandungan yang menangani proses persalinan tersebut menghadapi dua masalah sekaligus. Pertama, bayi ini harus lahir prematur, 10 minggu lebih cepat dari waktunya. Kedua, bayi yang akan lahir itu pun kembar sehingga standar yang diberikan dengan skala prioritas adalah bagaimana menyelamatkan nyawa kedua bayi bersama ibunya.

"Bayi yang lahir secara prematur jelas tidak sempurna. Umumnya, paru-paru mereka tidak berfungsi sempurna dan perlu dibantu dengan terapi inkubator," kata Bina.

Karena itu, Jared dan Jayden harus diberi terapi inkubator selama 40 hari sampai bisa melewati keadaan gawat darurat. Keadaan gawat darurat itu sangat dipengaruhi daya tahan tubuh bayi bersangkutan. "Di rumah sakit mana pun, tindakan seperti ini pasti dilakukan oleh seorang dokter," katanya.

Mengenai adanya problem pada mata bayi ini, menurut Bina, sudah pernah dikomunikasikan dengan Juliana. Ketika Jared dan Jayden hendak dibawa pulang sehari sebelum waktu yang ditentukan, sudah disampaikan bahwa kedua bayi tersebut harus dibawa kembali ke RS keesokan harinya (7 Juli 2008) untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata retina anak yang ada di RS Omni. Namun, saran ini tidak dipenuhi.

Bina mengaku menerima klaim dari Juliana pada April 2009. Atas dasar kemanusiaan di mana dokter dan rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan sudah melakukan langkah-langkah mediasi untuk menjelaskan persoalan yang dihadapi.

"Kami sangat memahami kepedihan yang dirasakan Ibu Juliana, namun perlu dipahami bahwa tidak seorang dokter pun ingin mencelakakan pasiennya. Dengan bisa menyelamatkan nyawa kedua bayi dan ibunya, sungguh membahagiakan kita karena sesungguhnya bayi itu masih perlu proses normal dalam kandungan ibundanya," kata Bina.

Meskipun pihak RS Omni pernah mengundang Juliana untuk datang ke rumah sakit guna membicarakan permasalahan dengan dokter spesialis kandungan yang menangani kelahiran anaknya, tetapiJuliana tidak hadir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com