Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KA Bertaruh Nyawa

Kompas.com - 14/08/2009, 06:24 WIB

Pencopet bahkan penodongan bukan hal baru. Kalau pencopet banyak beraksi di kala penumpang ramai. Penodong kadang berpura-pura sebagai pemulung dan banyak beroperasi ketika penumpang tidak terlalu banyak.

Perilaku penumpang non-KRL lebih membahayakan lagi. KA Ekonomi yang menuju Serang, Banten, misalnya, sudah tak asing dengan penumpang liar yang memilih nongkrong di atas atap kereta, di depan dan di emperan lokomotif.

”Tidak bisa dihalau. Kecuali kalau kita kerahkan semua petugas, baru mereka takut. Kalau sehari-hari begini, terpaksa dibiarkan karena, kalau ditekan, mereka justru bisa marah dan merusak KA,” kata seorang masinis senior di Stasiun Senen.

Namun, masinis ini mengelak ketika ditanya apakah para penumpang liar itu benar membayar sejumlah uang kepada petugas KA sehingga mereka dibiarkan saja.

Saat ini, ada 400.000 lebih warga Jabodetabek pengguna kereta api, khususnya KRL. Ada 390 perjalanan KRL setiap hari yang melayani mereka. Pada 2014, diperkirakan akan ada 1,4 juta penumpang per hari dilayani dalam 800 perjalanan KA. Melihat perbandingan antara jumlah penumpang dan perjalanan, sepertinya kondisi yang dirasakan penumpang sekarang dan lima tahun lagi tidak jauh berbeda. Apa yang harus dilakukan PT KA untuk mengatasinya?

Pengamat KA dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Taufik Hidayat, mengatakan, PT KA atau PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dalam mengoperasikan KRL harus fokus untuk semaksimal mungkin melayani pergerakan penumpang dan jangan dibebani target laba.

”Jangan sampai ada target laba dulu. Namun, seluruh profit yang didapat PT KCJ secepatnya dikembalikan untuk investasi pembelian sarana, seperti kereta KRL,” ujar Taufik. Dia menyarankan agar tidak seluruh keuntungan disetorkan ke perusahaan induk. Dalam hal ini, pemerintah pusat berkewajiban memberikan subsidi. (NEL/RYO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com