Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Busway di DKI Kian Buruk

Kompas.com - 23/11/2009, 09:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelayanan bus, Transjakarta terus dikeluhkan penggunanya. Antara  lain AC tak lagi sejuk, halte kotor dan banyak sampah, serta pintu otomatis banyak yang macet.

Selain itu, waktu tempuh dan jarak antarbus (headway) sering tidak menentu. Masalah keamanan dan kenyamanan juga terus dikeluhkan, antara lain soal padatnya bus pada jam-jam sibuk.

Seorang pengguna bus Transjakarta koridor III-Kalideres-Harmoni-mengatakan, kondisi bus dan halte tidak terawat, bahkan beberapaa di antaranya banyak sampah.

"Saya menyadari moda angkutan bus Transjakarta merupakan sarana yang murah. Namun dengan dalih murah, tidak berarti meminimalkan pelayanan," kata Eviani, pegawai perusahaan swasta di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.

Dua tahun lalu, kata dia, sarana busway di koridor III ini cukup bagus. Dia heran mengapa sekarang ini kondisinya sudah jauh berubah, banyak yang rusak: dari pintu otomatis halte yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya hingga lantai yang bolong.

"Orang Jakarta hanya bisa membuat tapi tak bisa merawat. Setahu saya, biaya untuk operasional busway ini juga diambil dari APBD DKI selain dari setoran ongkos bus. Jadi tidak semestinya kondisinya dibiarkan seperti ini," ujarnya.

Ayunda (31), penumpang setia busway koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) dan Koridor V (Kampung Melayu-Ancol), mengatakan, kenyamanan dan keamanan busway tidak mengalami perbaikan, bahkan cenderung menurun.

"Bus yang lama-lama AC-nya sudah enggak dingin. Tapi kalau bus yang Lorena (armada baru) memang masih enak," ujar warga Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ini, Minggu (22/11). Dikatakannya, jika penumpang sedang padat, penyejuk udara bahkan seperti tidak bekerja. Penumpang harus mengipas-ngipas diri sendiri.

Selain itu, kata dia, kerap kali bus-bus yang beroperasi mengalami mogok di tengah jalan. "Kalau bus mogok, biasanya kami dipindah ke bus lain, dan turun di halte berikutnya," ujar karyawati swasta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, ini.

Menurut Ayunda, dalam sebulan dia mengalami bus yang dinaikinya mogok rata-rata lebih dari dua kali. Selain itu, kondisi halte yang kumuh juga menambah tidak nyamannya penumpang yang menunggu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com