Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program 100 Hari Menkes Tak Memuaskan

Kompas.com - 27/01/2010, 19:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rieke "Oneng" Diah Pitaloka memberikan penilaian tidak memuaskan terhadap program kerja 100 hari Kementrian Kesehatan. Artis yang kini menjadi politisi PDI Perjuangan ini menyatakan, program 100 hari Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih belum memberi solusi atas persoalan kesehatan masyarakat.

"Berdasarkan realitas di masyarakat, terkait karut-marutnya pelayanan kesehatan, persoalan obat, tenaga medis dan keamanan di lembaga kesehatan, maka saya menilai parameter sukses program 100 hari menteri kesehatan tidak jelas," katanya, Rabu (27/1/2010).

"Tidak menyelesaikan dan tidak membenahi akar persoalan. Tidak memberi solusi persoalan kesehatan masyarakat," kata anggota Komisi IX DPR yang membidangi masalah kesehatan itu.

Yang juga menarik dari pernyataan Oneng, ia  meminta pemerintah untuk membentuk satgas mafia kesehatan. Tujuannya tak lain untuk memberi sanksi tegas kepada siapa pun yang terlibat kejahatan dunia medis.

"Persoalan malapraktik, penolakan pasien miskin, kasus penculikan bayi, jual beli organ manusia, dugaan makelar proyek kesehatan di DPR, maka perlu bagi pemerintah membuat satgas mafia kesehatan. Tujuannya, ada pengawasan dan sanksi tegas bagi siapa pun yang terlibat kejahatan dunia medis," tandas Oneng.

Ibarat pernyataan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan pemerintahan SBY-Boediono selama lima tahun berturut-turut yang menilai disclamer, maka penilaian serupa juga dikatakan Oneng, dengan menyatakan program kerja 100 hari Menkes unqualified.  Ia kemudian memberikan beberapa catatan sikap lainnya serta rekomendasi kepada Kementerian Kesehatan.

"Kementerian Kesehatan RI harus segera membenahi koordinasi antara pusat dan daerah, bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri. Peraturan yang menyangkut hajat hidup orang banyak di bidang kesehatan tidak dapat diotonomisasikan," ujarnya.

"Layanan kesehatan melalui Jamkesmas, Jamsosnas, dan Kamkesda harus diselaraskan dengan UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Kementerian Kesehatan juga tidak boleh menjadi operator asuransi kesehatan," tegasnya seraya menegaskan keberhasilan tidak sekadar dilihat dari seremonial pemberian Jamkesmas. \

Oneng juga memberi catatan kepada Kementerian Kesehatan untuk segera melakukan sensus tenaga kesehatan. Dari pengakuan pihak Kementerian Kesehatan, lanjutnya, tidak memiliki database dan inventarisasi pasti yang bisa memperlihatkan berapa jumlah tenaga medis dan kualifikasinya. Hal ini dianggapnya berpengaruh terhadap penyebaran tenaga medis untuk menjalankan program kesehatan.

Oneng juga memberi saran untuk mencabut Permenkes N0 10101 Menkes/PER/XI/E00X tentang Registrasi Obat, khususnya Pasal 2 Ayat 4, terkait tidak adanya registrasi izin edar bagi obat donasi. Akibat aturan ini, semua obat berkategori donasi atau sumbangan dari pihak asing, termasuk dari WHO, masuk ke Indonesia tidak melalui BP POM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com