Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Bandung Lewat Pinggiran

Kompas.com - 05/02/2010, 10:15 WIB

Namun, sejak tiga tahun yang lalu ia mengubah posisi. Bukan Mang Use yang berkeliling mencari pembeli, melainkan pembelinya yang harus datang ke rumah Mang Use yang bagian depannya telah disulap menjadi warung sate maranggi.

Kentara sekali bahwa warung Mang Use yang paling laris di lintasan itu. Selain sate maranggi, di warung ini juga tersedia gurame bakar cobek. Mungkin karena saya sudah telanjur setia dengan sate maranggi Cianjur, di warung Mang Use ini yang mengesankan bagi saya justru gurame cobek. Sambalnya tidak terlalu pedas, tetapi sangat gurih. Kalau saya perhatikan dengan teliti, tampaknya kegurihan sambal itu didukung oleh bawang merah yang digoreng utuh dengan kulitnya, baru kemudian digerus menjadi sambal.

Kalijati

Dari Purwakarta, perjalanan saya teruskan ke Kalijati. Kota kecil itu cukup terkenal karena di sini ada pangkalan TNI AU yang hingga kini masih aktif. Pada masa pendudukan Jepang, pangkalan itu pernah menjadi landasan strategis bagi balatentara Jepang.

Ada satu tempat makan di Kalijati Barat yang tidak boleh dilewatkan. Namanya RM Sederhana. Tempatnya di tepi jalan raya, karena itu cukup populer dan cukup mudah ditemukan.

Hidangan istimewa di rumah makan ini adalah ayam bakar. Menjelang jam makan siang, beberapa puluh ayam panggang tampak bertumpuk di sebuah lemari kaca. Sangat menggiurkan. Sepintas tampak seperti ayam goreng karena warnanya yang coklat cantik.

Akan tetapi, sebenarnya itu dihasilkan dari “teknik” memanggang yang lebih mirip seperti mengasap. Lidah api sama sekali tidak menyentuh ayam yang dibakar, tetapi bara panasnya cukup membuat ayam matang. Teknik yang sama juga dipakai dalam membakar ayam tandoori di India.

Karena yang dipakai adalah ayam kampung, hasilnya adalah ayam bakar yang garing tidak berlemak, gurih, dan renyah. Saya sengaja memakai istilah renyah karena teksturnya memang tidak empuk. Saya sungguh terkesan dengan penampilan dan citarasa ayam bakar itu.

Di rumah makan tersebut, penyajiannya juga mirip di rumah makan padang. Semua masakan sudah tersedia di meja–kecuali ayam bakar yang harus diminta khusus. Lauk-pauk yang tersedia di meja adalah standar masakan Sunda: tahu dan tempe goreng, ikan mas goreng, dan lain-lain. Lalapannya khas, yaitu hadirnya seikat daun singkong yang dikukus utuh dalam ikatannya–di samping sayur-mayur mentah yang biasa dilalap. Sambalnya adalah pilihan sambal dadak atau sambal oncom.

Saya memilih sambal oncom tentu saja. Soalnya, di Desa Dawuan, tidak jauh dari Kalijati, banyak dijumpai pembuat oncom khas Dawuan yang dibuat dari kacang tanah. Kebanyakan oncom di Bandung dibuat dari ampas tahu–alias kedelai kuning. Oncom dari kacang tanah tentu saja rasanya lebih gurih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com