Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maya Safira: Ketika Cinta (Anand), Kita Akan Lakukan Apa Saja

Kompas.com - 08/03/2010, 12:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Yayasan Anand Ashram, Maya Safira, memberikan 18 poin arti menjadi seorang murid kepada sekitar 30 peserta program Following The Master di Padepokan One Earth di Ciawi, Bogor. Acara itu digelar selama tiga hari pada bulan Maret 2009.

Ke-18 poin yang diberikan Maya itu dinilai oleh para mantan pengikut Anand Krishna sebagai bentuk doktrinasi. Poin pertama hingga ketujuh telah dituliskan dalam berita sebelumnya.

Dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, poin kedelapan Maya mengatakan, seorang murid harus memiliki keinginan membara, dinamisme, antusias, dan perhatian untuk melayani sang guru. "Contohnya, kita udah tau Guru Ji mau keluar dari sini. Terus Anand (peserta) melihat sandalnya Bapak enggak ada, sandalnya jauh. Terus kalau Anand enggak sigap, Anan melototin aja, Bapak cari-cari sandalnya," cerita dia.

"Tapi kalau misalnya Anand sangat sigap, sangat antusias untuk melayani, keinginan membara untuk melayani, langsung itu sandal diambil, langsung ditaruh di kakinya, di depan kaki Bapak," tambah Maya.

Poin kesembilan, papar dia, seorang murid harus memiliki keinginan membara untuk memperbaiki diri dan menegakkan disiplin. "Ingat, tema retret ini adalah following a master, mengikuti seorang guru," ucapnya.

Maya melanjutkan, "(Poin) sepuluh, memiliki kesadaran bahwa satu-satunya tujuan sejati dari keinginan manusia adalah devosi atau cinta dan pelayanan terhadap guru. Balik lagi pelayanan terhadap guru. Kalau kita berharap mau diberikan petunjuk jalan, kita melayani dulu. Dalam melayani guru baru kita bisa mendapatkan itu," tutur dia.

Menurut Maya, landasan devosi ada empat, yaitu cinta, kerendahan hati, ketetapan hati, dan melayani. "Kita harus menumbuhkan rasa kita cinta kita dulu. Terhadap siapa? Terhadap guru, terhadap perjalanan spiritual kita sendiri. Perjalanan spiritual kita sendiri kan dipandu oleh seorang guru," jelasnya.

Maya kemudian menjelaskan lebih dalam mengenai devosi. "Devosi terhadap seorang guru adalah ketika kita cinta, kita akan bela-belain melakuin apa aja. Ya enggak? Kayak misalnya teman-teman pada cinta Guru Ji, pada kangen sama Guru Ji. Yang dari Bali pun hayu (setuju) diundang ke Jakarta dengan cara apa pun," kata dia.

Poin ke-11, lanjut dia, seorang murid harus memilih kepercayaan, keyakinan pada kata-kata, dan tindakan guru; dan poin ke-12, adalah tidak mendikte guru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com