Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pria Jadi Tersangka Kasus Blowfish

Kompas.com - 06/04/2010, 04:10 WIB

Satpam Blowfish, yang menduga kasus bakal berlanjut, meminta bantuan empat pria lain. Perkelahian pun terjadi hingga menewaskan seorang anggota kelompok, M Soleh (28).

Dia tewas akibat tikaman senjata tajam. Soleh dibawa ke Rumah Sakit Polri RS Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Jenazahnya dibawa ke Bengkulu dan dimakamkan di sana.

”Hasil otopsi menunjukkan, korban terluka di dada, dahi, dan tulang iga. Ada luka robek di paru-paru kiri depan. Polisi menyita senjata tajam yang digunakan,” kata Boy.

Jadi, tidak ada serangan dengan senjata api. Di tempat kejadian perkara, polisi tidak menemukan selongsong peluru. Fadhil membantah bahwa kasus ini diwarnai pertengkaran antaretnis atau antargeng preman.

”Kasus ini murni pertengkaran antara pengunjung dan satpam Blowfish. Tidak ada unsur pertengkaran antaretnis atau antargeng. Apalagi, dibumbui informasi ada petinggi yang terlibat di balik kasus ini. Itu berita bohong,” kata Fadhil.

Menurut Rivai, selain seorang korban tewas, beberapa anggota kelompok juga luka-luka. Dua di antaranya luka berat dan dirawat di rumah sakit. Kedua korban luka berat adalah Yopi Ingrat Tubun alias Boy (41) dan Agravinus alias Nus (33).

”Keduanya dirawat di ruang gawat darurat. Boy dirawat di Rumah Sakit Medistra, Tebet, Jakarta Selatan. Dia terluka bacok dari dekat kepala, leher, sampai bahu. Nus dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Dia terluka tusuk di punggung belakang,” ujar Rivai.

Mengutip penjelasan dokter, Rivai mengatakan, di antara kedua korban, kondisi Boy lebih parah. ”Kata dokter, kondisi Boy sangat kritis,” tutur Rivai.

Pesan tempat

Fadhil menyesalkan adanya tamu yang tidak mengerti kebiasaan pesan tempat sebelum datang ke tempat-tempat hiburan malam nan mewah, seperti Blowfish.

”Di tempat-tempat seperti itu, seharusnya setiap pengunjung sudah tahu aturan mainnya,” ujar Fadhil.

Fadhil mengatakan, tempat-tempat hiburan malam eksklusif menerapkan sistem pesan tempat dulu sebelum datang untuk menghindari kekecewaan para pengunjungnya. Menurut dia, jika setiap pengunjung menaati sistem tersebut, tidak akan terjadi kasus kekerasan dan pertengkaran seperti itu. (WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com