Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ringkus Jaringan Penculikan Bayi

Kompas.com - 30/09/2010, 22:42 WIB

Dengan adanya kejadian naas ini, George mengimbau pihak RSU Alfatah dan rumah sakit bersalin lainnya agar memperketat keamanan setempat dengan mengaktifkan pamswakarsa melalui penempatan satpam secara optimal.

"Setiap instansi memiliki pamswakarsa yang harus diefektifkan melalui satpam sebagai perpanjangan tangan kepolisian," katanya.

Sedangkan pelaksana tugas (Plt) Direktur RSU Alfatah Ambon, dr. N. Maricar mengelak bertanggung jawab atas hilangnya bayi itu.

"Itu bukan tanggungjawab kami, tapi keluarga korban yang harus disalahkan karena mereka sudah mengakrabkan diri dengan si penculik dan membiarkan pelaku menggendong bayi saat berada di ruang rawat inap. Penculik juga datang saat jam berkunjung," katanya.

Bayi yang diculik ini merupakan salah satu bayi kembar sulung yang lahir dengan bobot 3,1 kilogram melalui operasi caesar terhadap Ny.Ona Souwakil di RSU Alfatah Ambon pada Sabtu (25/9) lalu.

Ayah bayi, Mochtar mengakui, awalnya pelaku yang mengaku bernama Atiya dan berdomisili warga BTN Kanawa, Kecamatan Sirimau itu telah bertandang selama tiga hari berturut-turut ke kamar rawat nginap Ny Ayu sambil menunjukkan ketertarikannya kepada anaknya.

"Dia memuji-muji ketampanan bayi kami dan sempat mengutarakan keinginannya untuk memilikinya tetapi istri saya menolak," katanya pria yang berprofesi sebagai petani di Dusun Wara, desa Batumerah, Kecamatan Sirimau.

Pada Rabu, pelaku membantu memakaikan popok pada bayi itu ketika Ny Ona berada di kamar mandi. Namun ketika dia keluar, penculik telah pergi bersama sang bayi yang diperkirakan pada pukul 15.00 WIT.

Selanjutnya, Mochtar segera melaporkan kejadian itu kepada Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease pada pukul 19.00 WIT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com