Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, Massa Bendera Jahit Mulut

Kompas.com - 06/12/2010, 15:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa aktivis Benteng Demokrasi Rakyat atau Bendera kembali mendatangi depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menuntut KPK menuntaskan kasus Century.

Di dalam aksinya, dua orang massa Bendera kembali melakukan aksi jahit mulut. Terhitung, sudah empat hari mulut mereka sengaja dijahit sejak Jumat (3/12/2010). "Mereka ini empat hari enggak makan. Bukan mencari popularitas, tapi untuk menekan KPK di bawah kepemimpinan Busyro segera menuntaskan kasus Century," ucap koordinator aksi, Simon Salakory, Senin (6/12/2010) di depan Gedung KPK, Jakarta.

Sambil membentangkan spanduk dan bendera bertuliskan "Usut Kasus Century", massa meminta KPK tidak tebang pilih kasus, termasuk dalam kasus Century. "Apabila KPK bisa menangkap dan mengusut kasus ratusan juta hingga miliaran, kenapa kasus Century yang Rp 6,7 triliun ini tak juga segera ditindak. Bongkar kasus ini dan seret siapa yang ada di belakangnya," tuntut demonstran.

Adapun di dalam orasinya, Simon mengaku akan mengerahkan massa lebih banyak lagi pada peringatan Hari Antikorupsi yang jatuh pada Kamis, 9 Desember 2010, untuk menggelar aksi di depan Gedung KPK.

Aksi ini tidak menyebabkan lalu lintas terhambat. Massa Bendera ini sebenarnya sudah sejak Rabu (1/12/2010) lalu menggelar aksinya di depan Gedung KPK. Tuntutan mereka pun sama dari hari ke hari, yakni meminta KPK, khususnya Ketua KPK terpilih Busyro Muqoddas, untuk menuntaskan kasus Century.

Bahkan, Busyro yang pada Kamis (2/12/2010) lalu mendatangi KPK tak lepas dari aksi massa Bendera. Saat itu, mobil Busyro yang hendak meninggalkan KPK dicegat massa Bendera di tengah jalan sehingga tidak bisa bergerak dan akhirnya polisi turun tangan untuk menepikan massa.

Tak kapok dicegat polisi, massa Bendera kembali melancarkan aksi protes pada Jumat (3/12/2010). Pada saat itu, massa Bendera mulai melancarkan aksi jahit mulut sebagai bentuk desakan kepada KPK. "Semoga di bulan terakhir tahun ini ada gebrakan dari KPK untuk menyelesaikan kasus Century. Jangan pilih-pilih kasus. Century harus segera dituntaskan," tandas Simon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com