Di luar negeri, koleksi museum lebih dihargai. Bahkan, tidak sedikit orang rela antre lama untuk masuk dan menikmati koleksi museum, termasuk saat memasuki musim dingin.
Di Jerman, misalnya, tidak afdal rasanya jika datang ke suatu kota tanpa mengunjungi museumnya. Menikmati koleksi museum sudah jadi bagian kebiasaan warga Jerman. Bagi sebagian besar warga Jerman, museum merupakan tempat menarik untuk menikmati hasil kebudayaan, mempelajari sejarah, dan memahami orang-orangnya.
Bagi turis dari Italia, seperti Nadja Antioni dan suaminya, Stefano, yang ditemui saat mengunjungi Museum Nasional, mengaku berwisata ke museum merupakan acara wajib. Apalagi tidak banyak yang dapat dikerjakan wisatawan di Jakarta. Menurut Nadja, mengunjungi mal terlalu membosankan. Mereka heran, masih sedikit orang Indonesia yang peduli terhadap sejarah bangsanya.
Pameran di Batavia, nama Jakarta dulu, pertama kali dilakukan tahun 1779 oleh orang- orang Belanda. Saat itu, pameran hanya ditujukan untuk orang Eropa agar mengenal benda- benda seluruh Nusantara.
Tahun 1868 didirikanlah satu museum yang menjadi cikal bakal Museum Nasional. Tiga tahun kemudian, Raja Chulalaongkorn dari Siam (Thailand) menghadiahkan patung gajah perunggu kepada Kota Batavia. Patung itu
diletakkan di halaman museum sampai sekarang. Patung Gajah itulah yang lebih terkenal menjadi nama museum ketimbang nama itu sendiri, yakni Museum Nasional.